Mohon tunggu...
Bayu_Al
Bayu_Al Mohon Tunggu... Penulis - Terus Berkarya

Aku selambar daun terakhir, Mencoba bertahan diranting yang membenci angin. ••••••••••••• Aktif Organisasi Sosial dan Pelukis Senjiwanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harmoni dalam Pilu

18 Desember 2023   17:46 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kala senja memudar dalam pilu, 

Hatiku meratapi sunyi yang tercipta.
Luka-luka lama bersemi dalam duka,
Menghanyutkan pilu dalam heningnya.

Rindu mengalun dalam dada yang pilu,
Menari-nari dalam desiran kepedihan.
Sekuntum harap terperangkap dalam sepi,
Merayap pilu dalam kesunyian malam.

Pilu mengalun seperti lagu yang sedih,
Mengalir dalam redupnya kehampaan.

Pilu merayap perlahan dalam hati, 

Menyelinap bagai kabut di pagi yang gelap.
Rasa getir merajut luka yang dalam,
Menyiratkan kesedihan tanpa terkira.

Pilu, kata yang merangkai duka, 

Mengepakkan sayapnya dalam kesunyian.
Mengalun dalam nada-nada sedih, 

Menghentakkan getar yang menghantui.

Di kehampaan, pilu bertandang,
Membawa cerita kesedihan yang mendalam.
Menyiratkan rindu yang tak terlukis,
Dalam kata-kata yang hampa makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun