Di kala senja memudar dalam pilu,Â
Hatiku meratapi sunyi yang tercipta.
Luka-luka lama bersemi dalam duka,
Menghanyutkan pilu dalam heningnya.
Rindu mengalun dalam dada yang pilu,
Menari-nari dalam desiran kepedihan.
Sekuntum harap terperangkap dalam sepi,
Merayap pilu dalam kesunyian malam.
Pilu mengalun seperti lagu yang sedih,
Mengalir dalam redupnya kehampaan.
Pilu merayap perlahan dalam hati,Â
Menyelinap bagai kabut di pagi yang gelap.
Rasa getir merajut luka yang dalam,
Menyiratkan kesedihan tanpa terkira.
Pilu, kata yang merangkai duka,Â
Mengepakkan sayapnya dalam kesunyian.
Mengalun dalam nada-nada sedih,Â
Menghentakkan getar yang menghantui.
Di kehampaan, pilu bertandang,
Membawa cerita kesedihan yang mendalam.
Menyiratkan rindu yang tak terlukis,
Dalam kata-kata yang hampa makna.
Namun pilu, bukan akhir segalanya,Â
Ia juga guru dalam perjalanan.
Mengajarkan arti keikhlasan dan ketabahan,
Mengukir kesabaran dalam kepedihan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI