Di antara beningnya rindu dan keagunganmu,Â
Jodoh orang, terlihat dalam kerlip mata,Â
Sementara hatiku tersipu malu,Â
Kagum akan kecantikan dan pesona yang menjelma.
Namun terlalu dalamnya getar jodoh mereka,Â
Hanya kagum ini yang kuterima,Â
Menghanyutkan aku dalam duka hampa,Â
Tersadar bahwa cinta ini hanya mimpi belaka.
Jodoh yang tak berpihak pada hati,Â
Aku hanya tersisa dengan rasa hampa,Â
Tersenyum getir dalam kesendirian,Â
Terbuai oleh kekonyolan tak berujung.
Di antara beningnya waktu,Â
Terjalinlah kisah tak terduga,Â
Pandangan terpesona terpaut,
Di jalan yang tak terbayangkan.
Kagum dalam diam meronaÂ
Pada yang bukan milik sendiri,Â
Tersisa hanya rasa hampaÂ
Dalam rindu yang tak terucap.
Namun di setiap senyumu
Ku temukan arti yang berbeda,Â
Cahaya jodoh yang terpilihÂ
Menyala di tiap langkahku.
Engkau, sekadar pelajaranÂ
Mengajar bahwa cinta punya jalannya.Â
Ku peluk hampa, lalu lepaskan Â
Biarlah waktu tuk menuntun langkahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H