Setelah masa liburan seperti kemarin, pasti kita sering menghadapi situasi ini: membawakan oleh-oleh khas kampung halaman untuk dibagikan kepada kawan-kawan. Itu dia sebabnya, di daerah Sokaraja sana yang terkenal dengan getuk gorengnya, macetnya luar biasa. Mobil-mobil berpelat nomor luar kota berbaris parkir sementara pengendaranya berbaris di depan kasir. Jadilah saya yang malas ikut antre hanya membawa panganan ala kadarnya yang dijual dekat rumah: keripik sukun.
Eits, tetapi kali ini saya tidak akan cerita tentang keripik sukun dari Banyumas. Saya malah akan cerita tentang bika bogor. Dari teman yang orang Bogor—yang dengan baik hati membawakannya sebagai oleh-oleh tahun baru, saya baru tahu ada makanan jenis ini. Hehehe.
Dari seluruh makanan yang dipertukarkan (dimakan bersama) kemarin, bika bogor difavoritkan sekali. Kebetulan bika bogor yang dia bawa cukup banyak. Kenapa favorit? Karena teksturnya yang benar-benar lembut di mulut itu lho. Aromanya pun berbeda daripada bika yang pernah saya makan. Saya yang aslinya tidak suka dengan bika, karena baunya, kalap juga melihat bika bogor ini diserbu tangan-tangan lain. Ikuuut.
Sebenarnya ingin sih membandingkan dengan bika ambon asal Medan. Jangan-jangan bika yang saya makan dulu palsu, jadi baunya aneh. Sayangnya, teman asal Medan bukannya bawa bika malah bawa teri medan. Sekalian buat lauk cadangan katanya.
Senyampang mulut mengunyah, mata penasaran lihat-lihat kotak bika enak ini. Ternyata, namanya Bika Bogor Talubi (talas dan ubi). Jadi, berbeda dari bika biasa, bika ini menggunakan campuran talas dan ubi juga di samping bahan-bahan yang umum dalam pembuatan bika. Campurannya sih tergantung variannya.
Oh iya, ada 4 varian yang tersedia dari Bika Bogor Talubi (yang semuanya dibawa oleh teman saya, puasss): talas, ubi madu, nangka, dan coco pandan. Dalam varian nangka dan coco pandan itulah masing-masing terkandung talas dan ubinya. Kalau yang spesial talas saja berarti tidak dicampur ubi, begitu pula sebaliknya.
Atau kalau iseng mau main tebak-tebakan, pejamkanlah mata dan rasakan pada gigitan pertama. Dijamin sudah tahu varian apa yang dimakan. Setiap varian Bika Bogor Talubi memang memiliki rasa yang khas.
Selain menambah cita rasa dan kelembutan si bika, talas dan ubi sendiri mengandung manfaat yang baik lho untuk tubuh. Keduanya adalah jenis makanan yang rendah lemak tetapi kaya serat. Selain itu, mengandung berbagai mineral yang menyehatkan dan berguna, seperti kandungan kalium yang baik untuk jantung. Sudah enak, sehat pula.
Nah, mengenai jaminan kesehatan ini, Bika Bogor Talubi tidak main-main. Terbukti, produk ini telah mendapatkan sertifikasi P-IRT (produk industri rumah tangga) dari dinas kesehatan. Bika Bogor Talubi juga mencantumkan komposisi bahan dan juga kandungan gizinya. Pokoknya semua standar sudah terpenuhi. Standar halal juga, karena sudah ada sertifikat halal dari LPPOM MUI.
Bika Bogor Talubi untuk semua varian dijual seharga 35 ribu rupiah per kotak. Kalau ingin mencicipi seluruh varian dengan harga hemat, ada juga kok versi mininya. Satu kotak Bika Bogor Talubi mini terdiri atas 10 buah bika semua rasa. Harganya 29 ribu rupiah saja. Niat juga ternyata nih teman yang bawain semua varian Bika Bogor Talubi. Hahaha. (Lain kali gantian lah saya yang beli agak mahal, ssst off the record).
Bika Bogor Talubi juga serius tampaknya untuk mempromosikan diri sebagai oleh-oleh khas Bogor, selain mempromosikan pariwisata Bogor itu sendiri. Kalau kamu bawa Bika Bogor Talubi sebagai oleh-oleh, ga akan kecewa deh. Kemasannya eye catcthing banget. Di situ juga ada informasi menarik seputar Bogor.
Sebagai oleh-oleh, bika ini tahan sampai empat hari di luar ruangan. Pasalnya, Bika Bogor Talubi dibuat tanpa bahan pengawet. Akan tetapi, tidak perlu waswas, karena tanggal baik-dimakan-sebelum-nya sudah tercantum di kemasannya.
Bika Bogor Talubi benar-benar menggoda sejak pandangan pertama, aroma pertama, dan kunyahan pertama. Bahkan, ada beberapa teman yang sudah minta dibawakan Bika Bogor Talubi lagi sebelum semua bikanya habis dimakan bersama kemarin. Dan yang paling ekstrem, ada yang mengancam bahwa kalau dirinya pulang ke Jayapura, harus dibawakan bika satu ini (ini sambil bercanda ya mengancamnya, hehe).
Usut punya usut, Bika Bogor Talubi sudah punya tiga gerai. Gerai pertama sekaligus pusat produksi di Jln. Pajajaran 20 M, Bogor. Dekat Botani Square katanya. Yang kedua ada di Jln. Sholeh Iskandar 18, Bogor. Dan gerai ketiga di kawasan Puncak, tepatnya di Jln. Raya Gadog sebelah Vimala Hills. Asyik juga menikmati lembutnya mentari di Puncak sambil mencicipi kelembutan Bika Bogor Talubi.
Selain beli di gerai, kita bisa pesan online juga. Bisa kali ya langsung kirim ke Jayapura, biar oleh-olehnya sampai duluan sebelum teman saya pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H