Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BPJS Ketenagakerjaan Juga Perhatikan Masalah Perumahan

5 Januari 2016   06:50 Diperbarui: 5 Januari 2016   07:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Maket Rusunsewa BPJS Ketenagakerjaan Kabil. (Bayu M. Wicaksono)"][/caption]Selain menjalankan program berdasarkan undang-undang: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun, BPJS Ketenagakerjaan juga menyediakan layanan terkait perumahan. Hal tersebut merupakan wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan total benefit ‘manfaat menyeluruh’ bagi para pesertanya.

Salah satu cara untuk memberikan manfaat perumahan adalah dengan mendirikan rumah susun sejahtera sewa (rusunsewa). Higga saat ini, sudah ada empat rusunsewa yang dibangun BPJS Ketenagakerjaan. Tiga rusunsewa berada di Batam dan satu lainnya terdapat di Cikarang. Keempat rusunsewa tersebut memiliki 1.887 kamar yang tiap-tiap kamarnya dapat dihuni empat orang.

Menurut rencana, di tahun ini akan dibangun lagi rusunsewa di tujuh kota: Manado, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung, Jakarta, dan Medan. Daerah-daerah tempat pembangunan rusunsewa adalah daerah industri yang memiliki banyak tenaga kerja. Rusunsewa pun berlokasi tidak jauh dari kawasan industri sehingga pekerja tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk transportasi.

Seluruh rusunsewa yang dibangun BPJS Ketenagakerjaan dikelola oleh PT Binajasa Abadikarya (PT Bijak). PT Bijak dahulu merupakan anak usaha PT Jamsostek sebelum kemudian bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaaan. Setelah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pun penyertaan modal di PT Bijak tetap dipertahankan dan dihitung sebagai sebuah investasi layaknya portofolio investasi lainnya.

[caption caption="Kartu BPJS Ketenagakerjaan milik Seno Kusumo, salah satu penghuni Rusunsewa BPJS Ketenagakerjaan Kabil. (Bayu M. Wicaksono)"]

[/caption]Seno Kusumo, penghuni Rusunsewa Kabil (salah satu dari tiga Rusunsewa BPJS Ketenagakerjaan di Batam) mengaku senang bisa menempati Rusunsewa BPJS Ketenagakerjaan ini. Dia bersama dua orang lainnya menghuni kamar di lantai empat seharga 340 ribu rupiah per bulan. Ditambah biaya listrik dan air, Seno dan kedua temannya cukup membayar 520 ribu rupiah atau 173 ribu rupiah saja per orang untuk sebulan.

Biaya hunian di rusunsewa tentu bisa menjadi lebih murah jika satu kamar dihuni oleh empat orang, seperti penulis. Penulis yang juga tinggal di rusunsewa yang sama hanya membayar 155 ribu rupiah saja walaupun tinggal di lantai yang lebih rendah dengan biaya sewa kamar yang lebih mahal.

Selain karena biaya biaya kamar yang terjangkau, Seno yang merupakan karyawan di Hanggar Batam Aero Technic (Lion Group) memilih tinggal di Rusunsewa Kabil karena tersedia fasilitas antar jemput dari perusahaan. Hal tersebut mungkin dilakukan karena Lion Group memang mengonsentrasikan hunian karyawannya di Rusunsewa Kabil dan Rusunawa BP Batam yang berlokasi di sebelahnya.

Housing Manager Rusunsewa Kabil Dev Ivan menerangkan bahwa selain Lion Group, ada beberapa perusahaan lain yang menempatkan pekerjanya di rusunsewa itu, seperti Citra Tubindo, SMOE, Montigo, dan Kinema. Meskipun begitu, pekerja secara perorangan juga boleh menempati rusunsewa selama merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk mengoptimalkan manfaat rusunsewa, pihak pengelola Rusunsewa Kabil sudah sering melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan, utamanya yang berada di Kawasan Industri Terpadu Kabil. Sayangnya, mulai awal beroperasi sejak 2012, tingkat keterisian kamar di Rusunsewa Kabil baru mencapai 85% atau 850 kamar dari 1.000 kamar yang tersedia. Padahal, Rusunsewa Kabil masih memiliki lahan yang dapat digunakan untuk membangun delapan twin block lagi atau sama dengan 800 kamar.

[caption caption="Deretan twin block Rusunsewa BPJS Ketenagakerjaan Kabil (2/1/2016). (Bayu M. Wicaksono)"]

[/caption]“Rusunsewa ini dibangun sebagai CSR BPJS Ketenagakerjaan untuk membantu peserta BPJS Ketenagakerjaan agar mendapatkan hunian yang layak,” tutur Ivan. Setelah beberapa tahun menghuni rusunsewa, pekerja diharapkan memiliki dana yang cukup untuk membeli hunian berhak milik. “Penghuni rusun bisa saving cost selama di sini (rusunsewa),” kata Ivan saat menjelaskan mengenai sumber dana yang bisa digunakan pekerja untuk membeli hunian. Oleh sebab itu, pengelola rusunsewa berpesan agar penghuni bisa menjaga fasilitas yang ada di rusunsewa sehingga penghuni selanjutnya dapat merasakan manfaat yang sama.

Memiliki rumah

Pekerja dapat menggunakan berbagai skema yang ada di BPJS Ketenagakerjaan untuk membeli hunian. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan paling banyak 30% manfaat jaminan hari tua yang telah terkumpul. Pengambilan manfaat jaminan hari tua seperti itu hanya dapat dilakukan sekali saja selama periode kepesertaan setelah pekerja menjadi peserta progam jaminan hari tua selama minimal sepuluh tahun.

Jika sepuluh tahun dirasa terlalu lama, pekerja bisa memanfaatkan pinjaman uang muka perumahan (PUMP) yang dananya berasal dari hasil investasi dana kelolaan jaminan hari tua. PUMP dapat dicairkan baik untuk pembiayaan hunian bersubsidi maupun hunian nonsubsubsidi, tergantung besarnya penghasilan yang diperoleh oleh pekerja. Perlu diperhatikan, pekerja yang ingin memanfaatkan PUMP sebelumnya harus sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan paling singkat setahun.

Dikutip dari Kompas.com, sejak tahun 2004 hingga 2011, sudah 77.893 peserta BPJS Ketenagakerjaan (saat itu masih berupa PT Jamsostek) yang memanfaatkan PUMP. Adapun nilai PUMP yang telah dicairkan sekitar 628 miliar rupiah. Namun, jumlah itu tentu masih kalah jauh dari jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang belum memiliki rumah.

Tidak hanya ditujukan kepada peserta, pembiayaan perumahan juga dialokasikan BPJS Ketenagakerjaan kepada perusahaan pengembang dan bank. Program ini telah berjalan untuk pembangunan Metropolis Residence di Serang, Villa Karawangi di Karawang, dan Griya Gading Pesona di Palembang.

Setelah kesuksesan program sebelumnya, kini BPJS Ketenagakerjaan mencanangkan proyek perumahan yang lebih besar lagi di Jonggol. Bekerja sama dengan Orascom Housing Community, pengembang perumahan murah di Mesir dan Syailendra Grup, BPJS Ketenagakerjaan akan membangun kota terpadu dan terintegrasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang dapat menampung hingga 30 ribu keluarga.

Model perumahan serupa dengan yang dibangun di Jonggol itu, akan menjadi role model dalam proyek perumahan BPJS Ketenagakerjaan selanjutnya. Pembangunan perumahan secara massif oleh BPJS Ketenagakerjaan ini dipastikan akan terus berlanjut, terlebih lagi setelah dilakukan perubahan peraturan pemerintah mengenai pengelolaaan aset jaminan sosial. Jadi, mengapa masih ragu untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun