Mohon tunggu...
Bayu Gustomo
Bayu Gustomo Mohon Tunggu... -

Musik, Bola, dan rileks

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"RAY"

2 September 2011   12:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan rajin Ayah dan Ibu Danang menandai batu itu. Di setiap pagi
dengan mengukirkan huruf D. Yang berarti Danang pada batu tersebut.
Danangpun juga rajin menilik keadaan batu dan menghitung berapa
jumlah aksara terukir mengiringi perjalanan penentuan nasib bibirnya.
Bulan berganti udah beberapa purnama juga udah ga' ada yang
di khawatirin ama tuh bibir. Pesan keramat dari Mr. Konyol yang belum
berumur satu tahun, pada akhirnya terlanggar.

" Buah kuldi itu larangan".
"Makanan panas dan mengandung minyak itu juga larangan,
walau untuk sementara".Sedikit engkau lengah maka tamat riwayat nasib bibirmu".

Pesan yang semula eksistensinya tak bisa terbantahkan perlahan memudar
pada diri Danang. Tak tahan dengan semua godaan dan terjadilah
kesia-sia'an hasil kerja keras Mr. Konyol smith.

Peneliti dari suku bangsa Elmerekhosmer inggris. Ber 'klan' Smith.
Penelitiannya, yang memakan fokus dan konsistensi hancur.
................

Danang tak tahan melihat seorang penjual gorengan. Liurnya menetes,
sederas aliran air terjun niagara dan air terjun sarangan....

Edund... Edend... Edind... Edond... Edand... Edand tenant...!
'EDAN TENAN'.

Kembali ke serial ngawur ini   Danang sebenernya masih bisa tahan kalo
yang digoreng cuma sebatas tempe, tahu, resoles, bakwan, bakwan jagung,
jemblem, timus, dan singkong goreng.   Namun air liurnya malah semakin deras mengalir.
Semakin dahsyat penetrasinya. Semakin kenceng pula dan semburan memancar dari bibir
yang udah rapi bentuknya. Danang ngeliat si penjual, menggoreng makanan favoritnya.
Keco'a yang super super super bauuu yang juga baru keluar dari lubang Got
tepat di bawah penjual itu duduk.

Danangpun tergoda, birahi akan kerinduan terhadap kecoa' super bau.
Harus terpadamkan, walau akibatnya adalah kiamat.
Armagedon, Tragedi kapal Titanic, atau se dahsyat perang dingin di Soviet.

"Bodo amat"
.................................

Danang lupa dan lalai, kecoa' goreng yang masih panas.
Aroma asapnya menggoda teteskan liur Danang. Lalu terjadilah......
Reaksi dari beberapa kandungan di bibirnya. Beberapa kandungan
yang mempunyai sifat posisi super saling berpindah tempat. Dengan
cepat tak mampu tertangkap, oleh alat bantu apapun. Karet ban yang
berada dalam bibirnya memberontak. Mengakibatkan terjadi pemuaian

pada bahan yang memiliki sifat elastisitas. Mulutnya perih, mengeluarkan cairan 12 warna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun