Dulu pernah ada kasus viral seorang nenek rela melakukan aksi mandi lumpur demi mendapat gift selama 2 jam penuh. Dalam tayangan di paltform media sosial, penonton akan iba ketika melihat fisik nenek yang menggigil kedinginan.
Hal ini membuat banyak penonton memberikan gift dan cuan yang didapat berkaitan aksi nenek tersebut tembus jutaan rupiah.
Tren menjadi lakon pengemis online merebak dan banyak orang melakukan aksi yang serupa demi mendapat belas kasihan yang berujung cuan.
Jadi kalau mau disamakan "Sad Fishing" serupa dengan pengemis online. Hanya saja perilaku Sad Fishing lebih berkelas sedikit ketimbang pengemis online.
Jangan Terjebak dengan Drama
Menyikap "Sad Fishing", bagi yang aktif di media sosial  penting untuk menjaga keseimbangan emosi agar tidak mudah terbawa perasaan.
Tetap waspada pada perasaan sendiri dan jaga supaya tidak mudah merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah orang lain.
Setiap orang mempunyai masalah dan wajib untuk mencari jalan keluar sesuai kemampuannya. Jika membutuhkan bantuan orang lain cukup seperlunya saja. Karena orang lain juga harus menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sebagian orang yang mempunyai masalah terkadang hanya butuh pendengar yang baik tanpa menghakimi. Maka jika kondisi kita sedang baik-baik saja tidak ada salahnya menjadi pendengar yang baik ketika seseorang sedang berkeluh kesah.
Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, mari kita tetap menjaga keseimbangan, saling mendukung, dan peka pada kebutuhan emosional diri sendiri dan orang lain.
Karena pada akhirnya, sedikit empati dan kepedulian bisa membuat perbedaan besar bagi mereka yang sedang benar-benar membutuhkan dukungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H