Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Sad Fishing", Fenomena Cari Perhatian Melalui Media Sosial

16 Oktober 2024   17:16 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:22 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mental illness, doc. freepik.com

Dulu pernah ada kasus viral seorang nenek rela melakukan aksi mandi lumpur demi mendapat gift selama 2 jam penuh. Dalam tayangan di paltform media sosial, penonton akan iba ketika melihat fisik nenek yang menggigil kedinginan.

Hal ini membuat banyak penonton memberikan gift dan cuan yang didapat berkaitan aksi nenek tersebut tembus jutaan rupiah.

Tren menjadi lakon pengemis online merebak dan banyak orang melakukan aksi yang serupa demi mendapat belas kasihan yang berujung cuan.

Jadi kalau mau disamakan "Sad Fishing" serupa dengan pengemis online. Hanya saja perilaku Sad Fishing lebih berkelas sedikit ketimbang pengemis online.

Jangan Terjebak dengan Drama

Menyikap "Sad Fishing", bagi yang aktif di media sosial  penting untuk menjaga keseimbangan emosi agar tidak mudah terbawa perasaan.

Tetap waspada pada perasaan sendiri dan jaga supaya tidak mudah merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah orang lain.

Setiap orang mempunyai masalah dan wajib untuk mencari jalan keluar sesuai kemampuannya. Jika membutuhkan bantuan orang lain cukup seperlunya saja. Karena orang lain juga harus menyelesaikan masalahnya sendiri.

Sebagian orang yang mempunyai masalah terkadang hanya butuh pendengar yang baik tanpa menghakimi. Maka jika kondisi kita sedang baik-baik saja tidak ada salahnya menjadi pendengar yang baik ketika seseorang sedang berkeluh kesah.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, mari kita tetap menjaga keseimbangan, saling mendukung, dan peka pada kebutuhan emosional diri sendiri dan orang lain.

Karena pada akhirnya, sedikit empati dan kepedulian bisa membuat perbedaan besar bagi mereka yang sedang benar-benar membutuhkan dukungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun