Harapannya akan ada orang lain yang  iba lalu datang memberikan bantuan dan pertolongan. Sayangnya rasa iba dari orang-orang yang memberikan pertolongan malah sering diabaikan dan yang ditolong menjadi tidak tau diri.
Hal ini terjadi ketika pelaku "Sad Fishing" masih terus saja mengunggah status kesedihan duka lara tak berkesudahan tanpa pernah menulis atau membuat status akan pertolongan yang pernah diterima dari orang lain.
Kelakuan pengidap Sad Fishing seperti ini tentu lama kelamaan akan membuat orang nirempati. Apalagi orang yang pernah memberikan pertolongan pada pelaku "Sad Fishing".
Pedang Bermata Dua
Kelakukan 'Sad Fishing' bisa menjadi pedang bermata dua. Â Sebagian orang yang benar-benar membutuhkan dukungan bisa kehilangan simpati karena orang di sekitar merasa jenuh atau skeptis. Sebaliknya, pelaku "Sad Fishing" yang terus-menerus mengumbar cerita kesedihan juga bisa memicu kecemasan bagi orang lain yang merasa tidak mampu membantu.
Penyebab Sad Fishing
Latar belakang penyebab seseorang melakukan "Sad Fishing" biasanya tidak punya tempat untuk sekedar bercerita atau curhat.
Sekalinya mereka curhat banyak lawan bicara yang mengabaikan tanpa bersedia menjadi pendengar yang baik. Lebih parahnya belum selesai curhat sudah dihakimi sepihak dari lawan bicara.
Pilihan media sosial, pada akhirnya menjadi ruang untuk sebagian orang dalam mengungkap ketidaknyaman, kesedihan dan duka nestapa tanpa merasa ada yang menghakimi.
Sad Fishing dan Manipulasi Sosial
Bagi pelaku "Sad Fishing" yang mempunyai sifat manipulatif, keuntungan dari berperilaku seperti ini digunakan untuk menarik simpati demi keuntungan pribadi.Â
Pelaku "Sad Fishing" bahkan berlagak sebagai penulis naskah yang bebas mengarang cerita kesedihan dengan objek dirinya untuk mendapakan belas kasihan orang.
Orang yang menaruh iba akan memberi bantuan materi dan pelaku "Sad Fishing" dengan senang hati akan menikmati bantuan materi untuk kepentingan pribadi. Bahkan hal ini dijadikan sesuatu yang wajar dan dinormalisasi.Â
Sad Fishing versus Pengemis Online
Jika "Sad Fishing" masih berupaya membuat rangkaian cerita sedih dengan objek dirinya, maka pengemis online sudah tidak malu-malu lagi berperilaku yang tidak wajar hanya demi mendapat perhatian dari penonton media sosial.