Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Patriarki, Figur Ayah dan Fenomena Papa Dali

24 Juli 2024   21:26 Diperbarui: 24 Juli 2024   21:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas perempuan sesuai kodratnya yaitu melahirkan dan menyususi pastinya akan sangat terbantu jika pasangan atau suaminya juga mempunyai kepedulian mau terlibat dalam pengasuhan anak bersama. 

Jadi gak ada lagi cerita perempuan depresi karena repot mengurus anak sekaligus melayani suami dan membereskan rumah seorang diri.

Jika perempuan berkontribusi menghasilkan pendapatan maka suami bisa bergantian mengasuh dan menjaga anak. Pengasuhan anak tetap pada pengawasan orang tua tanpa dilepas begitu saja pada pengasuh anak atau orang lain di luar kedua orang tuanya. 

Pada akhirnya ikatan antara orang tua dan anak tidak akan terputus selama masa golden age anak belum terlewati.

Pentingnya Keterlibatan Ayah

Peran ayah dalam pengasuhan anak sama pentingnya dengan peran ibu. Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak tidak hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga bagi ayah itu sendiri.

Ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan anak akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar dalam hidup mereka.

Cara Mengatasi "Fatherless Society"

Masyarakat perlu didorong untuk lebih menghargai peran ayah dan pentingnya keluarga yang utuh.

Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi publik tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga dan masyarakat.

Laki-laki perlu dididik tentang pentingnya tanggung jawab ayah dan bagaimana menjadi figur positif bagi anak-anak.

Membangun budaya yang lebih suportif bagi keluarga. Salah satunya mendorong perubahan norma sosial yang diskriminatif terhadap perempuan dan anak-anak.

Mengatasi "fatherless society" membutuhkan upaya kolektif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Salah satu cara  memperkuat peran ibu dan keluarga dan mendukung peran laki-laki positif supaya dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan keluarga di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun