Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cancel Culture Ketika Penghakiman Datang dari Opini Publik

3 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 3 Juli 2023   09:18 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika masyarakat sudah antipati dengan sikap selebriti yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kepatutan maka cancel culture mulai berjalan.

Masyarakat saling beradu opini dalam barisan pro dan kontra. Tak jarang sebagian masyarakat ada yang membuat surat terbuka berisi himbauan pada media digital (media elektronik dan media cetak) untuk tidak menggunakan lagi tokoh selebriti yang terkena kasus. 

Bak gayung bersambut atas nama rating media digital beserta sponsor brand mulai ikut menarik dukungan pada tokoh selebriti yang terlibat kasus perselingkuhan. Tak jarang terdapat kontrak kerjasama berjalan yang harus putus sebelum waktunya. Ada Lagi penundaan kerjasama sampai batas waktu yang tak ditentukan. 

Belum cukup sampai di sini terkadang selebriti yang terlibat kasus perselingkuhan sengaja dibuat bagai jatuh tertimpa tangga. Jika selebriti tersebut mempunyai bisnis wirausaha bisa saja tanpa sebab yang jelas bisnisnya perlahan dijauhi pelanggan sampai menjadi sepi dan berakhir tutup. 

Dampak cancel culture yang terjadi pada tokoh selebriti yang terkena kasus perselingkuhan mampu menjungkirbalikkan keadaan ekonomi yang bersangkutan sampai tak bersisa. Pada tingkatan ini reputasi seseorang bisa hancur berantakan dan merusak kehidupan pribadinya.

Media Sosial dan Cancel Culture

Media Sosial menjadi sarana efektif untuk melancarkan cancel culture. Ruang tak terbatas pada media sosial menjadi sarana untuk melakukan intimidasi dan penggunaan kekuatan massa. Keterhubungan dengan banyak orang melalui media sosial membuat informasi yang disebarkan dapat cepat ditangkap dan diterima oleh pengguna media sosial

Media sosia di era digital saat ini bak pedang bermata dua. Pada satu sisi bisa melambungkan nama seseorang dengan cepat. Pada sisi yang lain bisa menjatuhkan nama seseorang tanpa ampun dalam hitungan sepersekian menit. 

Penutup

Penghakiman berdasarkan opini atas tindakan yang melanggar norma sepertinya masih terus berlangsung. Tidak ada yang bisa mencegah opini seseorang terhadap perilaku orang lain. 

Supaya terhindar dari sanksi cancel culture maka bijaklah bersikap terlebih jika seorang individu sudah menjadi pusat perhatian atau publik figur di mata masyarakat. Ingat kata pepatah "Di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung tinggi". Sikap dan perilakumu akan menentukan perjalananmu selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun