Jika masyarakat sudah antipati dengan sikap selebriti yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kepatutan maka cancel culture mulai berjalan.
Masyarakat saling beradu opini dalam barisan pro dan kontra. Tak jarang sebagian masyarakat ada yang membuat surat terbuka berisi himbauan pada media digital (media elektronik dan media cetak) untuk tidak menggunakan lagi tokoh selebriti yang terkena kasus.Â
Bak gayung bersambut atas nama rating media digital beserta sponsor brand mulai ikut menarik dukungan pada tokoh selebriti yang terlibat kasus perselingkuhan. Tak jarang terdapat kontrak kerjasama berjalan yang harus putus sebelum waktunya. Ada Lagi penundaan kerjasama sampai batas waktu yang tak ditentukan.Â
Belum cukup sampai di sini terkadang selebriti yang terlibat kasus perselingkuhan sengaja dibuat bagai jatuh tertimpa tangga. Jika selebriti tersebut mempunyai bisnis wirausaha bisa saja tanpa sebab yang jelas bisnisnya perlahan dijauhi pelanggan sampai menjadi sepi dan berakhir tutup.Â
Dampak cancel culture yang terjadi pada tokoh selebriti yang terkena kasus perselingkuhan mampu menjungkirbalikkan keadaan ekonomi yang bersangkutan sampai tak bersisa. Pada tingkatan ini reputasi seseorang bisa hancur berantakan dan merusak kehidupan pribadinya.
Media Sosial dan Cancel Culture
Media Sosial menjadi sarana efektif untuk melancarkan cancel culture. Ruang tak terbatas pada media sosial menjadi sarana untuk melakukan intimidasi dan penggunaan kekuatan massa. Keterhubungan dengan banyak orang melalui media sosial membuat informasi yang disebarkan dapat cepat ditangkap dan diterima oleh pengguna media sosial
Media sosia di era digital saat ini bak pedang bermata dua. Pada satu sisi bisa melambungkan nama seseorang dengan cepat. Pada sisi yang lain bisa menjatuhkan nama seseorang tanpa ampun dalam hitungan sepersekian menit.Â
Penutup
Penghakiman berdasarkan opini atas tindakan yang melanggar norma sepertinya masih terus berlangsung. Tidak ada yang bisa mencegah opini seseorang terhadap perilaku orang lain.Â
Supaya terhindar dari sanksi cancel culture maka bijaklah bersikap terlebih jika seorang individu sudah menjadi pusat perhatian atau publik figur di mata masyarakat. Ingat kata pepatah "Di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung tinggi". Sikap dan perilakumu akan menentukan perjalananmu selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H