Hore libur telah tiba... Bulan Juli terkenal sebagai bulan liburan anak sekolah. Mulai dari jenjang paud sampai SMA kegiatan belajar mengajar memasuki masa libur panjang selama kurang lebih hampir 3 minggu.
Berwisata
Bagi yang sudah mempunyai rencana liburan keluarga atau berwisata sejak lama tentu saja ini adalah kesempatan yang dinantikan. Berlibur atau melakukan wisata bersama keluarga akan menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus membuat kesan tak terlupakan.
Namun, liburan itu tidak melulu harus pergi jauh dari rumah atau harus pergi ke luar kota. Liburan juga bisa dilakukan di dalam kota. Banyak tempat tujuan wisata di dalam kota yang menarik untuk dikunjungi.
Kemanapun destinasi wisatanya hendaknya Kita sebagai wisatawan mempunyai sikap apik dalam berwisata. Hasil akhirnya akan mendapatkan liburan yang epik.
Sikap Wisatawan ketika Berlibur
1. Menjaga lingkungan
Lingkungan yang bersih pada destinasi wisata akan menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Sebagai wisatawan Kita bisa melakukan langkah sederhana dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Pengelola tempat wisata saat ini sudah banyak yang sadar tentang pentingnya kebersihan di tempat wisata. Oleh karena itu pengelola tempat wisata biasanya menyediakan tempat pembuangan sampah di titik strategis pada area tempat wisata yang dikelolanya.
Jika belum ketemu tempat sampah dan ada sampah yang dihasilkan oleh wisatawan maka sampah tersebut bisa dibawa pulang atau ditaruh dalam kantong sampai ketemu tempat sampah berikutnya.
2. Menjaga fasilitas wisata
Fasilitas wisata menjadi daya tarik pengunjung dalam memilih destinasi wisata. Sebagai contoh fasilitas kereta keliling kebun raya sangat diminati pengunjung untuk membantu berkeliling area kebun raya dengan transportasi. Tujuannya supaya kaki pengunjung tidak lelah mengitari luasan area kebun raya.
Ketika pengunjung mendapatkan kesempatan naik kereta keliling ini tentu saja harus menjaga sikap. Seperti duduk dengan tenang, tidak mencoret bangku, tidak mengotori kabin kereta dengan remah dan sampah makanan dan tidak memaksa naik kereta sampai over kapasitas.
Contoh lain jika pengunjung melihat ada tanaman hias di kebun raya, jangan sampai merusaknya dengan cara dipetik daunnya atau bunganya. Jangan juga menginjak rerumputan nan hijau karena akan cepat rusak dan tidak enak dipandang mata.
Fasilitas toilet umum yang ada di tempat wisata juga menjadi hal penting untuk dijaga fungsi dan kebergunaannya. Jangan sampai fasilitas toilet  yang ada hanya jadi pajangan tanpa bisa digunakan.
3. Belanja dengan warga sekitar
Ketika memutuskan berwisata, artinya Kita sudah menyediakan dana untuk melakukan perjalanan wisata. Efisiensi dana sudah pasti menjadi perhitungan tersendiri. Namun jangan lupa untuk berbagi rejeki dengan penduduk atau warga sekitar tempat wisata. Cara berbagi rejekinya dengan membeli produk karya atau kriya buatan setempat. Membeli kuliner buatan penduduk lokal untuk dijadikan oleh-oleh juga bisa Kita lakukan. Produk buatan penduduk lokal ini biasanya unik dan jarang ditemui pada tempat lain.
Soal harga terkadang masih menjadi kendala. Beberapa penduduk lokal pada area tempat wisata terkadang mematok harga jual tinggi pada wisatawan. Namun seiring berjalannya waktu, banyak penduduk sekitar yang menjual barang dagangan dengan harga terjangkau. Bahkan beberapa penjual mempersilahkan pembeli menawar barang dagangannya.
Tujuan wisatawan dianjurkan membeli produk buatan penduduk lokal supaya ikut berkontribusi meramaikan transaksi jual beli barang dagangan penduduk sekitar. Dampak jangka panjangnya bisa memutar perekeonomian masyarakat setempat.
4. Menghargai budaya lokal
Beberapa destinasi wisata mempunyai aturan dan kearifan lokal yang diyakini masyarakat setempat. Biasanya berkaitan dengan buadaya dan kepercayaan. Bagi wisatawan yang datang dari luar daerah tentu harus mematuhi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada dalam area destinasi wisata.
Sebagai contoh untuk masuk dalam destinasi wisata pura di Bali, biasanya wisatawan diwajibkan menggunakan kain sebagai penutup tubuh bagian bawah. Atau untuk perempuan dilarang masuk ke pura jika sedang menstruasi. Ada lagi aturan tidak boleh memberikan makanan pada hewan liar pada tempat konservasi mangrove.
Semua aturan ini tentunya harus dipatuhi pengunjung. Selain untuk menghargai juga bertujuan supaya tidak merusak kebiasaan yang sudah terjaga turun temurun. Tujuan lain untuk menjaga keseimbangan populasi hewan pada kawasan kenservasi.
5. Peduli dengan kelestarian alam
Saat ini wisata berkelanjutan sudah banyak digaungkan. Arti dari berkelanjutan adalah wisata yang bisa terus ada karena kesadaran menjaga alam supaya tetap lestari yang dilakukan antara pengelola dan pengunjung destinasi wisata.
Jika alam lestari tentunya keberadaan destinasi wisata juga akan ikut lestari.
Penutup
Berwisata saat ini ternyata tidak sekedar datang, ambil foto dan pergi. Namun berwisata juga harus bisa memberi makna pada tempat wisata yang Kita kunjungi. Mulai dari saat datang, berada di tempat wisata sampai pulang kembali ke rumah.
Jadi gimana? Sudah siap berwisata apik nan epik??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H