Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Begini Cara Berwisata Apik nan Epik

1 Juli 2023   23:19 Diperbarui: 2 Juli 2023   06:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawang Sewu, sumber : doc. pribadi

3. Belanja dengan warga sekitar
Ketika memutuskan berwisata, artinya Kita sudah menyediakan dana untuk melakukan perjalanan wisata. Efisiensi dana sudah pasti menjadi perhitungan tersendiri. Namun jangan lupa untuk berbagi rejeki dengan penduduk atau warga sekitar tempat wisata. Cara berbagi rejekinya dengan membeli produk karya atau kriya buatan setempat. Membeli kuliner buatan penduduk lokal untuk dijadikan oleh-oleh juga bisa Kita lakukan. Produk buatan penduduk lokal ini biasanya unik dan jarang ditemui pada tempat lain.

Soal harga terkadang masih menjadi kendala. Beberapa penduduk lokal pada area tempat wisata terkadang mematok harga jual tinggi pada wisatawan. Namun seiring berjalannya waktu, banyak penduduk sekitar yang menjual barang dagangan dengan harga terjangkau. Bahkan beberapa penjual mempersilahkan pembeli menawar barang dagangannya.

Tujuan wisatawan dianjurkan membeli produk buatan penduduk lokal supaya ikut berkontribusi meramaikan transaksi jual beli barang dagangan penduduk sekitar. Dampak jangka panjangnya bisa memutar perekeonomian masyarakat setempat.

4. Menghargai budaya lokal
Beberapa destinasi wisata mempunyai aturan dan kearifan lokal yang diyakini masyarakat setempat. Biasanya berkaitan dengan buadaya dan kepercayaan. Bagi wisatawan yang datang dari luar daerah tentu harus mematuhi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada dalam area destinasi wisata.

Sebagai contoh untuk masuk dalam destinasi wisata pura di Bali, biasanya wisatawan diwajibkan menggunakan kain sebagai penutup tubuh bagian bawah. Atau untuk perempuan dilarang masuk ke pura jika sedang menstruasi. Ada lagi aturan tidak boleh memberikan makanan pada hewan liar pada tempat konservasi mangrove.

Semua aturan ini tentunya harus dipatuhi pengunjung. Selain untuk menghargai juga bertujuan supaya tidak merusak kebiasaan yang sudah terjaga turun temurun. Tujuan lain untuk menjaga keseimbangan populasi hewan pada kawasan kenservasi.

5. Peduli dengan kelestarian alam
Saat ini wisata berkelanjutan sudah banyak digaungkan. Arti dari berkelanjutan adalah wisata yang bisa terus ada karena kesadaran menjaga alam supaya tetap lestari yang dilakukan antara pengelola dan pengunjung destinasi wisata.

Jika alam lestari tentunya keberadaan destinasi wisata juga akan ikut lestari.

Penutup

Berwisata saat ini ternyata tidak sekedar datang, ambil foto dan pergi. Namun berwisata juga harus bisa memberi makna pada tempat wisata yang Kita kunjungi. Mulai dari saat datang, berada di tempat wisata sampai pulang kembali ke rumah.

Jadi gimana? Sudah siap berwisata apik nan epik??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun