Pada setiap pembuatan tempe bentuk segi enam yang pertama kali maka ragi tempe dalam bentuk bubuk akan ditaburkan pada permukaan kacang kedelai dalam tampah. Setelahnya ragi dan kacang kedelai diaduk supaya tercampur rata.
Selanjutnya kacang kedelai masuk dalam proses pembungkusan menggunakan daun jati. Namun untuk bentuk tempenya sendiri sangat unik yaitu berbentuk segi enam atau istilahnya tempe bunder.Â
Dinamakan tempe bunder karena diameter tempe ini kurang lebih sebesar diameter piring makan. Apa alasan membuat bentuk tempe sebesar ini?Begini ceritanya.Â
Jadi setelah kacang kedelai terbungkus rapi berbalut daun jati dengan bentuk segi enam selanjutnya akan mengalami proses peragian selama satu malam. Keesokan harinya kacang kedelai akan berubah menjadi tempe segi enam atau tempe bunder.
Selama proses peragian, kapang akan tumbuh dan menempel dipermukaan daun jati tempe segi enam. Daun jati bekas pembungkus tempe segi enam yang banyak ditumbuhi kapang ini akan dijadikan ragi daun pada proses pembuatan tempe bentuk persegi panjang.
Tempe Makan Tempe
Jika sudah mempunyai banyak kapang hasil dari bungkus daun jati pembuatan tempe segi enam, barulah akan dibuat tempe persegi panjang dengan proses tahapan yang sama persis  dengan sebelumnya.Â
Perbedaannya terdapat pada proses peragian yang tidak menggunakan ragi tabur melainkan menggunakan kapang atau ragi daun yang tumbuh pada setiap daun jati bekas pembungkus tempe segi enam atau tempe bunder.
Adapun cara peragiannya cukup dengan menggosok-gosok daun jati penuh kapang ke dalam tumpukan kacang kedelai di tampah. Semakin banyak daun jati yang digosokkan pada kacang kedelai dalam tampah semakin cepat proses peragiannya.
Setelah selesai menggosokkan daun jati penuh kapang pada kacang kedelai maka tahapan selanjutnya membungkus kacang kedelai menggunakan daun jati yang baru dan bersih.Â
Bentuk tempe pada tahapan ini dibuat menjadi persegi panjang. Kacang kedelai yang sudah dibungkus daun jati didiamkan pada suhu ruang sampai mengalami fermentasi dengan sendirinya.Â