Di tengah Kampung Labirin terdapat jembatan yang terbentang di atas Sungai Ciliwung . Jembatan ini sebagai akses masuk kedalam Kampung Labirin. Rumah penduduk kampung, semuanya di cat dengan warna hijau.
Beberapa tanaman hijau juga  dipajang hampir setiap depan rumah warga. Kegiatan warga sehari-hari terlihat jelas saking dekatnya jarak rumah satu ke rumah lainnya.
Pada Kampung Labirin terdapat atraksi budaya yaitu tarian khas dari Bogor dan atraksi Angklung. Kesenian ini dibawakan oleh adik-adik penduduk Kampung Labirin yang sedang mengenyam pendidikan dasar atau SD.
Â
Yang menarik Saya bertemu Ibu Mami seorang pembuat emping jengkol. Beliau sudah menjadi pengrajin emping jengkol selama 50 tahun. Sebanyak lebih dari 15 kilo emping jengkol diproduksi setiap harinya.
"Jengkol yang tua bagus dibuat emping" demikian Ibu Mami memberikan info pada peserta Kotekasiana. Adapun cara membuat emping jengkolnya sederhana. Kupas kulit jengkol, cuci bersih, rendam jengkol untuk mengurangi kandungan asam oksalat (biasanya 3 harian sambil setiap hari diganti airnya). Terakhir rebus jengkol kurang lebih 15 menit saja. Setelahnya jengkol ditiriskan dan siap dipipihkan.
Adapun cara memipihkan jengkol dengan ditumbuk diatas batu sampai melebar serta tipis rata. Setelah itu dipindahkan emping jengkol yang telah pipih ke tampah untuk dikeringkan.
Pengeringan emping jengkol menggunakan sinar matahari. Jika sudah kering maka emping jengkol siap digoreng dalam minyak  panas.
Harga Emping Jengkol matang yang sudah digoreng sekitar Rp. 25.000 berukuran 2 ons. Dijual juga Emping Jengkol mentah untuk digoreng sendiri.
Setelah melihat pembuatan Emping Jengkol, peserta diajak melihat kegiatan arung jeram di Sungai Ciliwung. Arus Sungai Ciliwung yang deras sangat sesuai untuk kegiatan rafting atau arung jeram.
Disediakan perlengkapan arung jeram sesuai standar keamanan seperti; perahu karet (boat), pelampung (life jacket), pelindung kepala (helm), dayung (paddle).
Kegiatan arung jeram di Kampung Labirin sudah mendapat pelatihan dari Federasi Arung Jeram Indonesia demikian seperti dikatakan Kak Ade Irma. Pemuda di Kampung Labirin diberdayakan sebagai operator bagi wisatawan yang ingin berkegiatan arung jeram.