Kota Bogor terkenal sebagai Kota Hujan. Sebagai daerah penyangga Ibu Kota ternyata kota ini mempunyai banyak tempat wisata unik kekinian. Luas Kota Bogor sendiri hanya 118,5 km2. Namun penduduk setempat sangat kreatif dalam berdaya dan berkarya.
Sabtu tanggal 22 Oktober 2022 Saya bersama Komunitas Traveller Kompasiana mengadakan ngebolang kekinian ke Kota Bogor. Saya sendiri berdomisili di luar Kota Bogor. Untuk menuju Kota Bogor Saya menggunakan transportasi commuter line dari Stasiun Manggarai Jakarta. Â Durasi perjalanan memakan waktu satu jam.
Akhirnya tepat jam 08.00 pagi Saya tiba di Stasiun Bogor. Titik temu dari koordinator Kotekasiana adalah pintu keluar Stasiun Bogor yang mengarah ke  alun-alun. Pintu keluar ini terletak di sebelah timur. Akses dari pintu keluar ini langsung menuju alun-alun Kota Bogor.
Stasiun Bogor 1881
Ada yang unik dari pintu keluar stasiun dengan tulisan 1881 Bogor. Jadi pintu keluar sebelah timur ini dahulu digunakan pembesar Hindia Belanda sebagai tempat pemberhentian kereta rute Jakarta - Buitenzorg (Bogor).
Menurut Kak Arif sebagai pemandu wisata dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, hanya orang keturunan bangsawan dan Hindia Belanda yang boleh naik dan turun di pintu stasiun timur yang bagus ini. Sedangkan untuk rakyat biasa disediakan tempat berbeda jika hendak naik dan turun dari kereta.
Setelah semua peserta berkumpul terdapat perwakilan dari Grab.id membagikan bingkisan goodie bag. Disusul snack box berupa kudapan kuliner khas dari Kota Bogor.
Kuliner Khas Kota Bogor
Sebagai kota dengan banyak tempat wisata, Kota Bogor juga memiliki kuliner tradisional dengan bahan baku khas setempat. Pada kegiatan Koteka Trip kali ini dibagikan kuliner jenis kudapan berupa Wingko Lembut dan Minuman Sari Pala dengan merk Palamore.
Untuk produk minuman, ada Sari Pala Palamore produksi @siruppalabogor. Rasanya manis, segar dan hangat. Bahan baku pembuat minuman ini adalah buah Pala yang banyak tumbuh di Kota Bogor.
Snack box berikutnya datang dari @jumpabogor. Ini adalah Toko Bakery dan Oleh-Oleh Legend Kota Bogor. Toko ini sudah ada sejak tahun 1985. Â Beberapa jenis kue dari @jumpabogor yang Saya cicipi seperti Strudel Sei Sapi, Roll Spikoe dan Pia Coklat. Rasanya hmm jangan ditanya spesial nomer satu deh. Enak, lezat dan maknyus.
Uncal
Setelah semua peserta berkumpul, maka Kami diarahkan menuju alun-alun Kota Bogor yang kebetulan sedang mengadakan kegiatan Festival Bunga dan Buah Nusantara. Berbagai tanaman hias, bunga dan jenis tanaman produktif buah dipamerkan. Tanaman - tanaman tersebut bisa dibeli pengunjung untuk dibawa pulang ke rumah .
Selanjutnya itu Kami diarahkan naik UNCAL untuk mengunjungi destinasi Kampung Wisata Kota Bogor.
UNCAL sendiri adalah kendaraan pariwisata yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan jendela terbuka sehingga menjadi kendaraan unik. UNCAL adalah hasil modifikasi kendaraan bus yang aman untuk dinaiki. Arti dari UNCAL sendiri adalah rusa besar. Kebetulan warna badan UNCAL yang saya naiki berwarna merah ceria dan kuning.
Sesuai fungsinya, UNCAL hanya dapat digunakan wisatawan yang ingin berkeliling Kota Bogor. Operasional UNCAL hanya hari Sabtu dan Minggu. Namun karena kapasitas terbatas dan untuk ketertiban bersama maka jika wisatawan mau mencoba naik UNCAL harus mendaftar dengan scan atau memindai barcode yang telah disediakan petugas atau melalui @uncal.bogor
1. Kampung Wisata Batik Cibuluh
Setelah semua peserta ada di dalam UNCAL maka saatnya berangkat menuju Kampung Wisata Kota Bogor. Dalam travelling bersama Kotekasiana kali ini, peserta diajak mengunjungi Kampung Wisata.
Kampung Wisata pertama yang Kami kunjungi adalah Kampung Wisata Batik Cibuluh yang terletak di Neglasari , Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara. Di kampung ini banyak terdapat pengrajin Batik dengan motif icon Kota Bogor.
Jenis batiknya ada yang batik tulis dan batik cap. Pewarnaan batiknya ada yang alami ada yang non alami. Di sini wisatawan bisa melihat cara membatik, cara mewarnai sampai cara mengeringkan batik.
Beberapa motif dengan icon Kota Bogor diterapkan pengrajin batik pada kain. Icon Kota Bogor yang menjadi motif batik adalah; motif buah pala, motif bogoh rusa, kujang ngariung, bunga bakung, bambu angklung dan hujan di taman bunga. Setiap jenis batik mempunyai ciri khas tersendiri seperti Batik Pancawati yang bernuansa klasik dengan warna dominan coklat keemasan. Â
Di tempat ini juga menerima pesanan batik dalam jumlah besar. Biasanya jika ada satu orang pemilik batik menerima pesanan skala besar, maka ia akan membagi proses pengerjaan membatik tersebut pada semua pengrajin batik yang ada di Kampung Batik Cibuluh. Sehingga semua pengrajin batik bisa kebagian rejekinya.
Kata "Geulis" artinya cantik dalam bahasa Sunda, namun makna yang lebih dari geulis adalah keberagaman. Disebut pulo atau pulau karena posisi kampung ini dikelilingi alirang Sungai Ciliwung.
Kampung Pulo Geulis adalah kampung yang menghargai perbedaan dan menerima keberagaman. Masyarakat Kampung Pulo hidup damai berdampingan tanpa mempersoalkan agama dan keyakinan yang berbeda. Kampung Pulo Geulis disebut juga Kampung Etnik Karena di kampung ini banyak warga yang berasal dari berbagai latar belakang, suku, budaya agama dan ras yang berkegiatan bersama dengan rukun.Â
Tahun 2011 klenteng ini dijadikan cagar budaya oleh pemerintah Kota Bogor. DI dalam klenteng terdapat patung Dewa Phan Kho. Luas klenteng ini sekitar 400 meter persegi.
Di dalam ruangan klenteng terdapat dua batu kali sangat besar seukuran anak sapi. Menurut penjaga klenteng posisi kedua batu tersebut tidak pernah dipindahkan sejak dulu kala. Artinya sejak dahulu posisi batu tidak pernah bergeser satu cm pun. Satu batu besar terletak di ruang utama. Satu batu besar berikutnya terletak di ruangan klenteng bagian belakang.
Batu ini diperkirakan sudah ada dari zaman Megalitikum. Batu besar ini juga menjadi tempat peristirahatan keluarga kerajaan Pajajaran 3 pada tahun 1482.
Menurut cerita turun temurun, kedua batu tersebut pada juga menjadi tempat petilasan dua tokoh penyebar Agama Islam. Kedua tokoh tersebut bernama Mbah Sake dan Eyang Jayaningrat.
Cerita menarik dikemukakan pemandu wisata, yaitu bagaimana sebuah klenteng bisa menjadi sebuah tempat yang bisa digunakan untuk beribadah semua umat sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Sejatinya klenteng bukan merupakan rumah ibadah pemeluk agama tertentu melainkan hanya sebagai tempat untuk berdoa.
Umumnya klenteng digunakan oleh umat Khonghucu untuk berdoa. Namun pada Klenteng Phan Kho Bio, siapa saja boleh datang dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Â
Setiap malam Jumat pada bagian belakang klenteng yang terdapat batu petilasan juga sering digunakan umat Muslim untuk melakukan pengajian.
Pada ruangan utama  seperti umumnya klenteng terdapat altar dengan Dewa Pan Kho sebagai dewa tertinggi. Ada juga tempat untuk menaruh hio dan dupa. Di ruangan utama juga terdapat patung harimau putih yang konon merupakan jelmaan Prabu Siliwangi.
3. Kampung Labirin
Kampung Labirin terletak di Kampung Kebon Jukut, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Kampung yang awalnya kawasan padat penduduk berubah menjadi kampung tematik setelah mendapat binaan dari perusahaan terkenal. Â
Dinamakan "labirin" karena banyak terdapat gang yang berukuran 1,5 sampai 2 meter. Lebar gang ini tentunya sangat sempit. Bahkan untuk berpapasan dengan orang berbadan besar terkadang harus bergantian jalannya.
Saking sempit dan banyaknya gang maka jika warga luar kampung belum terbiasa berkelana ke Kampung Labirin akan mudah tersesat. Itu kenapa Labirin akhirnya menjadi nama kampung, begitu seperti dikatakan Kak Ade Irma. Oya Kampung Labirin punya password kebanggaan warga kampung yaitu "Labirin Checkkk" . Â Password ini sebagai sebuah semangat bagi warga kampung untuk terus berkarya dan berdaya.
Di tengah Kampung Labirin terdapat jembatan yang terbentang di atas Sungai Ciliwung . Jembatan ini sebagai akses masuk kedalam Kampung Labirin. Rumah penduduk kampung, semuanya di cat dengan warna hijau.
Beberapa tanaman hijau juga  dipajang hampir setiap depan rumah warga. Kegiatan warga sehari-hari terlihat jelas saking dekatnya jarak rumah satu ke rumah lainnya.
Pada Kampung Labirin terdapat atraksi budaya yaitu tarian khas dari Bogor dan atraksi Angklung. Kesenian ini dibawakan oleh adik-adik penduduk Kampung Labirin yang sedang mengenyam pendidikan dasar atau SD.
Â
"Jengkol yang tua bagus dibuat emping" demikian Ibu Mami memberikan info pada peserta Kotekasiana. Adapun cara membuat emping jengkolnya sederhana. Kupas kulit jengkol, cuci bersih, rendam jengkol untuk mengurangi kandungan asam oksalat (biasanya 3 harian sambil setiap hari diganti airnya). Terakhir rebus jengkol kurang lebih 15 menit saja. Setelahnya jengkol ditiriskan dan siap dipipihkan.
Pengeringan emping jengkol menggunakan sinar matahari. Jika sudah kering maka emping jengkol siap digoreng dalam minyak  panas.
Harga Emping Jengkol matang yang sudah digoreng sekitar Rp. 25.000 berukuran 2 ons. Dijual juga Emping Jengkol mentah untuk digoreng sendiri.
Disediakan perlengkapan arung jeram sesuai standar keamanan seperti; perahu karet (boat), pelampung (life jacket), pelindung kepala (helm), dayung (paddle).
Kegiatan arung jeram di Kampung Labirin sudah mendapat pelatihan dari Federasi Arung Jeram Indonesia demikian seperti dikatakan Kak Ade Irma. Pemuda di Kampung Labirin diberdayakan sebagai operator bagi wisatawan yang ingin berkegiatan arung jeram.
4. Kampung Tematik Mulyaharja
Ini adalah daerah persawahan di wilayah Mulyaharja, Bogor Selatan. Tempat ini dirancang sebagai agro eduwisata organik sekaligus tempat selfie yang instagramable. Â
Di tempat ini wisatawan dapat merasakan cara memanen padi (jika musim panen tiba), bersantai sambil melihat suasana persawahan dan selfie di beberapa spot yang instagramable.
Sensasi makan di tengah persawahan tentu menjadi pengalaman seru dan mengasyikan bagi Saya dan teman-teman Kotekasiana. Suasana sejuk langsung terasa terlebih disertai hembusan angin dari Gunung Salak.
5. Kampung Perca
Destinasi wisata terakhir adalah Kampung Perca. Kampung Perca adalah kampung Tematik yang terletak di Kelurahan Sindangsari, Bogor Timur. Kegiatan kampung ini adalah membuat aneka kerajinan dari kain perca.
Kain perca adalah sisa bahan kain yang sudah tidak terpakai lagi. Biasanya berupa potongan lebihan dari hasil produksi pakaian jadi. Bahan kain perca biasanya didapatkan dari ragam konveksi yang ada di Kota Bogor.
Kampung Perca memberdayakan banyak ibu rumah tangga supaya berkegiatan produktif membuat kerajinan perca. Hasil akhirnya para ibu rumah tangga dapat mempunyai penghasilan tambahan. Begitu seperti dikemukakan Ibu Tatik Wahyono seorang narasumber dari Kampung Perca.
Penutup
Tepat menjelang maghrib, kegiatan ngebolang kekinian bareng Kotekasiana ke Kampung Wisata Bogor usai sudah. Menaiki UNCAL kembali, Saya dan rombongan Kotekasiana diantar ke depan Stasiun Bogor untuk pulang menuju rumah masing-masing. Gimana seru ya kisah perjalanan Saya dan Kotekasiana. Jadi kalau mau berwisata, yuk  ke Kota Bogor saja sebab terbukti #LebihSeruDiKotaBogor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI