Jenis batiknya ada yang batik tulis dan batik cap. Pewarnaan batiknya ada yang alami ada yang non alami. Di sini wisatawan bisa melihat cara membatik, cara mewarnai sampai cara mengeringkan batik.
Beberapa motif dengan icon Kota Bogor diterapkan pengrajin batik pada kain. Icon Kota Bogor yang menjadi motif batik adalah; motif buah pala, motif bogoh rusa, kujang ngariung, bunga bakung, bambu angklung dan hujan di taman bunga. Setiap jenis batik mempunyai ciri khas tersendiri seperti Batik Pancawati yang bernuansa klasik dengan warna dominan coklat keemasan. Â
Di tempat ini juga menerima pesanan batik dalam jumlah besar. Biasanya jika ada satu orang pemilik batik menerima pesanan skala besar, maka ia akan membagi proses pengerjaan membatik tersebut pada semua pengrajin batik yang ada di Kampung Batik Cibuluh. Sehingga semua pengrajin batik bisa kebagian rejekinya.
Kata "Geulis" artinya cantik dalam bahasa Sunda, namun makna yang lebih dari geulis adalah keberagaman. Disebut pulo atau pulau karena posisi kampung ini dikelilingi alirang Sungai Ciliwung.
Kampung Pulo Geulis adalah kampung yang menghargai perbedaan dan menerima keberagaman. Masyarakat Kampung Pulo hidup damai berdampingan tanpa mempersoalkan agama dan keyakinan yang berbeda. Kampung Pulo Geulis disebut juga Kampung Etnik Karena di kampung ini banyak warga yang berasal dari berbagai latar belakang, suku, budaya agama dan ras yang berkegiatan bersama dengan rukun.Â
Tahun 2011 klenteng ini dijadikan cagar budaya oleh pemerintah Kota Bogor. DI dalam klenteng terdapat patung Dewa Phan Kho. Luas klenteng ini sekitar 400 meter persegi.
Di dalam ruangan klenteng terdapat dua batu kali sangat besar seukuran anak sapi. Menurut penjaga klenteng posisi kedua batu tersebut tidak pernah dipindahkan sejak dulu kala. Artinya sejak dahulu posisi batu tidak pernah bergeser satu cm pun. Satu batu besar terletak di ruang utama. Satu batu besar berikutnya terletak di ruangan klenteng bagian belakang.
Batu ini diperkirakan sudah ada dari zaman Megalitikum. Batu besar ini juga menjadi tempat peristirahatan keluarga kerajaan Pajajaran 3 pada tahun 1482.