Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I'm Single and Very Happy (Kenangan 2)

6 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 6 Oktober 2020   12:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Bogor Lama sumber : bayufitri.com

Hai semua masih tentang aku yang bernama Kenangan. Setelah terkuak siapa jati diriku sebenarnya aku berusaha menjalani takdirku apa adanya. Aku sudah tidak ingin menoleh ke masa laluku yang kelam. Oya usiaku saat ini memasuki kepala tiga. Kata orang usia matang untuk mencari pasangan dan berkeluarga. Wait...tunggu dulu..."Berkeluarga" satu kata sejuta makna. 

Sebagai single aku berusaha mengisi hari dengan menjalankan kegiatan yang bermanfaat. Saat ini aku berprofesi sebagai travel photography sekaligus menjadi kontributor di beberapa media travel online ternama. Hobi yang kujalani lekat dengan berpetualang di alam dan senang dengan dunia fotografi. Apa saja yang menarik akan kuambil gambarnya dan kutulis kedalam blog yang bernichie traveling atau kusetorkan ke media online ternama. 

Kembali ke statusku yang masih sorangan alias single atau jomblo. Hmm sebenarnya apa yang salah dengan status "jomblo" ini? Kata orang setiap manusia diciptakan berpasangan. Yes benar kok..sendal aja harus sepasang, mosok manusia cuma sorangan. Ehh tapi..tunggu dulu..manusia kan bukan sendal. Hahaha.. jika ingat perbandingan ini kok lucu seperti bukan "apple to apple."

Seperti siang itu aku bertemu dengan teman SMA yang sudah mapan dan berkeluarga.

"Bro.. cepatlah menikah nanti keburu tsunami datang lho.."

"What..??" Apa hubungan menikah dan tsunami ?? 

Ya begitulah joke atau kalimat sindiran yang sering kudengar jika bertemu teman atau orang lain yang kebetulan mengetahui status "jombloku" ini. Pertanyaan selanjutnya yang sering terlontar dari orang lain adalah, "Bro,.. emang  gak kesepian ya??" 

"Hahh ..kesepian??" 

"Pertanyaan apa pula itu??"

 Aku yang lahir tanpa kenal orang tua biologisku sepertinya sudah khatam berteman dengan kesepian. Semakin lama aku pun menjadi terbiasa dengan kesepian. Menurutku selama kita masih ada di dunia, masih bertemu orang dan masih berkegiatan serta bekerjasama ya tidak pernah sepi. Bahkan aku pernah berburu foto mengikuti komunitas fotografi di pedalaman pun tidak merasa sepi. Karena banyaknya kicauan burung dan suara hewan lainnya.

"Bro kamu trauma ya dengan masa lalumu?" 

Pertanyaan serupa ini juga kerap ditanyakan orang yang mengenalku lebih dekat. Menurutku trauma itu kalau kita mendapat perlakukan tidak sepatutnya dari orang yang sangat kita kenal. 

"Lha... aku saja sampai saat ini sama sekali belum sempat mengenal kedua orang tua biologisku."

 Aku hanya sempat mengetahui seorang perempuan yang mengakui dirinya sebagai ibu kandungku. Tapi itu kan katanya...karena sampai usia ku yang sekarang belum ada juga klarifikasi apakah perempuan itu benar ibu kandungku atau bukan.

"Ahh ..aku merasa membuang waktu jika berbicara masa laluku"

"Sebaiknya tutup buku saja." 

Kembali ke status "single" ku.  "Jadi sampai kapan aku akan betah menyandang status jomblo?" 

Sampai Tuhan sudah bosan dan menghadirkan seseorang yang menerima diriku apa adanya...So sweet ya..semoga harapan seperti itu tidak hanya terjadi di sinetron ala-ala. 

Ya beginilah aku ...menjadi "single" bukan aib. Selama tindak tanduk kita mengikuti norma berlaku di masyarakat ya dijalani saja. Isi sisa usia dengan kegiatan bermanfaat dan dikerjakan dengan sepenuh hati. Buka jejaring petemanan selebar-lebarnya. Selalu rendah hati dan berpikir positif terhadap orang lain niscaya akan membuat diri sendiri berarti dan bermakna. Satu lagi permudah jalan orang lain supaya jalan kita dipermudah oleh perbuatan kita.

So,.."I'm Single and Very Happy..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun