Pertanyaan serupa ini juga kerap ditanyakan orang yang mengenalku lebih dekat. Menurutku trauma itu kalau kita mendapat perlakukan tidak sepatutnya dari orang yang sangat kita kenal.Â
"Lha... aku saja sampai saat ini sama sekali belum sempat mengenal kedua orang tua biologisku."
 Aku hanya sempat mengetahui seorang perempuan yang mengakui dirinya sebagai ibu kandungku. Tapi itu kan katanya...karena sampai usia ku yang sekarang belum ada juga klarifikasi apakah perempuan itu benar ibu kandungku atau bukan.
"Ahh ..aku merasa membuang waktu jika berbicara masa laluku"
"Sebaiknya tutup buku saja."Â
Kembali ke status "single" ku. Â "Jadi sampai kapan aku akan betah menyandang status jomblo?"Â
Sampai Tuhan sudah bosan dan menghadirkan seseorang yang menerima diriku apa adanya...So sweet ya..semoga harapan seperti itu tidak hanya terjadi di sinetron ala-ala.Â
Ya beginilah aku ...menjadi "single" bukan aib. Selama tindak tanduk kita mengikuti norma berlaku di masyarakat ya dijalani saja. Isi sisa usia dengan kegiatan bermanfaat dan dikerjakan dengan sepenuh hati. Buka jejaring petemanan selebar-lebarnya. Selalu rendah hati dan berpikir positif terhadap orang lain niscaya akan membuat diri sendiri berarti dan bermakna. Satu lagi permudah jalan orang lain supaya jalan kita dipermudah oleh perbuatan kita.
So,.."I'm Single and Very Happy..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H