Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Perempuan Mengenalkan Politik pada Anak Pemilih Pemula

28 September 2020   18:10 Diperbarui: 28 September 2020   18:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olah berbagai sumber

"Seberapa jauh perempuan harus melek politik?" Pertanyaan itu ditanyakan sepupu saya seorang ibu rumah tangga dengan dua anak lelaki beranjak dewasa. Kedua anak sepupu saya tersebut pertama kali akan menggunakan hak pilih pada pilkada yang akan di gelar tahun ini. Mendapat pertanyaan tersebut saya diam sejenak sambil melihat dua kemenakan saya yang asik dengan gawainya.

Pemilih pemula yang kita sebut sebagai generasi milenial akan mewarnai calon pemilih gelaran pilkada dalam waktu dekat ini. Pertanyaan selanjutnya, kenal dan mengertikah siapa caleg yang akan mereka pilih? Mempunyai minatkah generasi milenial ini terhadap gelaran pilkada? Atau malah bersikap cuek dengan label "golput"? 

Rentetan pertanyaan tersebut bagaikan benang kusut yang tak tau bagaimana mencari ujungnya. Hal ini terjadi karena riuhnya pemberitaan persoalan bangsa yang hilir mudik di media sosial dan kanal berita media online. Apapun kasus pemberitaan yang digaungkan melalui media sosial selalu ditarik ke ranah politik. Bahkan cenderung tendesius sehingga terbagi antara golongan pro dan kontra.Peran Perempuan dalam Keluarga

1. Sebagai Istri. 

Sebagai istri perempuan mempunyai tugas mendampingi suami menjalankan biduk rumah tangga secara bersama. Jika suami sebagai pencari nafkah utama maka perempuan mengatur jalannya operasional rumah tangga. Jika perempuan membantu suami mencari nafkah, maka harus bisa membagi waktu antara pekerjaan di luar rumah dan mengurus rumah tangga.

2. Sebagai seorang ibu.

Jika sudah dikaruniai keturunan maka perempuan harus mencurahkan sebagian besar waktu untuk mengurus buah hati. Mengikuti pertumbuhan dan perkembangan buah hati sekaligus memberi arahan dan bimbingan sesuai norma yang berlaku.

3. Sebagai teman diskusi.

Seiring bertambahnya usia buah hati, sebagai seorang ibu peran perempuan mulai beranjak menjadi teman diskusi. Anak yang sedang masa pertumbuhan menuju dewasa akan melihat sosok ibu dari pemikiran, perkataan dan perbuatan. Pada tahap ini pentingnya perempuan sebagai seorang ibu membekali diri dengan wawasan pengetahuan dunia luar seiring perkembangan zaman. 

Perkembangan dunia digital yang sangat pesat, menuntut ibu sebagai teman diskusi mampu mengikuti sehingga anak mempunyai tempat berbincang jika menemui kendala. Anak akan merasa nyaman berdiskusi dengan ibunya mengenai hal apapun. Ini karena sang ibu paling tidak membekali diri untuk mau tau tentang perkembangan dunia melalui literasi digital.

Pentingnya Perempuan Melek Politik

Helatan akbar pilkada yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat diprediksi akan dipenuhi pemilih pemula. Sebagai seorang ibu jika mempunyai anak yang akan melakukan hak pilih pertama kali maka bekali anak dengan pendidikan dasar politik. 

Politik ada untuk mengatur kehidupan bernegara. Kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari berbagai kebijakan yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama penyelenggara negara. Di situlah peran politik diperlukan. 

Jika politik dijalankan dengan benar dan bernas tentu hasilnya akan membawa manfaat untuk semua warga negara negeri ini. Pentingnya perempuan untuk melek politik berguna untuk memberi pemahaman dasar politik pada pemilih pemula anak. 

Beberapa cara sederhana dan pesan yang ingin disampaikan ketika memberikan pemahaman politik tentang memilih caleg pada anak sebagai berikut;

1. Rekam Jejak. Tidak seorang pun yang sempurna. Ungkapan itu benar adanya. Namun untuk memilih pemimpin yang mengemban pengambilan keputusan sebaiknya melihat rekam jejak. Paling tidak calon tersebut tidak pernah berpekara dengan hukum. 

Pesan moral yang ingin disampaikan pada anak pemilih pemula bahwa setiap perbuatan ada konsekuensi yang harus ditanggungnya. 

2. Hasil Karya dan Kontribusi. Seseorang yang mengajukan diri sebagai pemimpin menawarkan seribu satu janji jika terpilih. Hal yang penting adalah apakah calon ini mempunyai hasil karya atau kontribusi yang bermanfaat untuk masayarakat sekitarnya. 

Pesan moral  yang ingin disampaikan pada anak pemilih pemula bahwa setiap orang harus berkarya terlebih dulu sebelum menjadi seorang pemimpin. Karena pemimpin yang mempunyai karya menunjukkan bukti nyata "kemampuan berkarya" bukan sekadar omongan belaka. 

3. Hubungan Sosial. Seorang pemimpin harus dapat merasakan keluh kesah dari yang dipimpinnya. Oleh karena itu lihat jejak hubungan sosial ke masyarakat. Apakah orang tersebut aktif dalam kegiatan sosial, apakah orang tersebut tanggap mengulurkan bantuan jika ada warga kesusahan, jika ada bencana dan sebagainya. 

Pesan moral yang ingin disampaikan pada anak pemilih pemula adalah seorang pemimpin harus peka nuraninya pada lingkungan sekitar. Seorang pemimpin harus tanggap mengulurkan tenaga dan pikirannya pada masyarakat sekitar yang sedang ditimpa musibah.

4. Struktur Keluarga. Seorang pemimpin akan menjadi panutan bagi yang dipimpin. Oleh karena itu dibutuhkan contoh nyata bagaimana pemimpin tersebut mempunyai kemampuan memimpin "rakyat" dalam satuan terkecil yaitu keluarga. Jika pemimpin abai dengan keluarganya maka bagaimana bisa memimpin orang yang sama sekali tidak mempunyai pertalian keluarga dalam hal ini masyarakat yang dipimpinnya. 

Pesan moral yang ingin disampaikan jiwa pemimpin dapat dilatih dari memimpin lingkungan terkecil yaitu keluarga. Jika pemimpin ini laki - laki maka ia harus dapat menempatkan diri sebagai pimpinan yang bijaksana di keluarganya. Sedangkan jika pemimpin ini perempuan maka ia harus dapat mengatur keluarga nya supaya menjadi baik dan dapat menjadi contoh. 

Anak  Milenial Sebagai Pemilih Pemula

Sebagai pemilih pemula, anak milenial banyak mendapatkan berbagai macam informasi dari dunia media sosial. Sebagai orang tua terutama ibu, harus dapat mengarahkan anak supaya pintar menyaring sebaran informasi dengan cara cek ricek berbagai sumber terpercaya. Khususnya mengenai informasi politik yang rawan dipelintir dan menjadi bahan "gorengan" untuk kepentingan tertentu. 

Peran perempuan sebagai seorang ibu yang melek politik mutlak dibutuhkan supaya anak dapat melihat cara berpikir tentang politik dari ibunya sendiri. Sehingga anak tidak gampang terpengaruh dan mempunyai cara berpikir yang bernas terhadap situasi dan kondisi perpolitikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun