Mohon tunggu...
Bayu Bondan
Bayu Bondan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang belajar jadi penulis

Burung merpati burung kenari | Rehat sejenak di dahan meranti | Biarkan saja pena menari | Dan lihat saja hasilnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Malu Abis Gara-gara Teletubbies

22 Januari 2018   09:54 Diperbarui: 23 Januari 2018   02:12 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teletubbies sedang naik mobil (us.teletubbies.com)

Bagi para pembaca yang termasuk generasi zaman old, tepatnya generasi 90-an, acara Teletubbies bisa jadi tidak asing di telinga. Acara yang sempat merajai stasiun tivi ikan terbang, jauh hari sebelum booming Dangdut Academy.

Dikutip dari Wikipedia, Teletubbies adalah sebuah acara televisi, dikhususkan kepada penonton kanak-kanak pra-sekolah, dan ditayangkan di 26 negara mulai 31 Maret 1997 sampai dengan 5 Januari 2001. Teletubbies diterbitkan oleh Ragdoll Productions. Teletubbies terdiri atas 365 episode dengan waktu tayang 24 menit per episode. Ide Teletubbies berasal dari Anne Wood dan Andrew Davenport.

Saat ini anak-anak kita hanya bisa menikmatinya lewat yutub atau DVD. Tetapi, tidak ada yang berubah. Masih ada empat pemeran utama. Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, Po. Ayo, siapa yang bacanya sambil nyanyi?

Mari kita nostalgia sejenak dengan mengingat kembali keempat Teletubbies tersebut yang identik dengan warna, ciri khas, dan benda favorit. Masih berdasarkan info dari Wikipedia, mari kita bernostalgia bersama.

Tinky Winky adalah Teletubby lelaki tertua, tergemuk, dan terbesar. Berwarna ungu dengan bentuk segitiga di kepalanya. Barang kesayangannya adalah tas tangan.

Dipsy adalah Teletubby lelaki berwarna hijau. Benda favoritnya adalah topi bercorak hitam putih. Punya bentuk garis lurus di atas kepalanya.

Laa Laa adalah Teletubby perempuan berwarna kuning. Hobinya bermain bola. Memiliki bentuk spiral di atas kepalanya.

Po adalah Teletubby perempuan merah yang terkecil. Po adalah karakter yang paling polos di antara semua Teletubby (walaupun semuanya bersifat agak polos) dan paling kecil. Hobinya bermain skuter, ia memiliki bentuk lingkaran di kepalanya.

Teletubbies sedang naik mobil (us.teletubbies.com)
Teletubbies sedang naik mobil (us.teletubbies.com)
Jangan lupa juga dengan satu tokoh imut dan menggemaskan. Sang bayi tertawa dalam lakon matahari yang menemani keseharian para Teletubbies. Jess Smith, merupakan gadis di balik bayi matahari tersebut.

Kepada BBC South East, Jess berkata, "Saat itu aku sedang ditimbang di rumah sakit. Terjadi begitu saja ketika produser serial TV datang dan berkata pada pihak rumah sakit untuk melihat bayi-bayi yang tersenyum manis. Saat syuting, aku hanya duduk di depan kaca dan di depan kamera. Semantara ayahku memainkan mainan atau mobil-mobilan agar membuatku tertawa di depan kamera."

Nah, sosok bayi dengan suaranya yang khas itu ternyata kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik jelita. Dilansir dari global.liputan6.com, keputusan membuka siapa jati dirinya sebagai bayi matahari di tokoh film Teletubbies, berawal saat ia mendapatkan tugas dari kampus untuk mengungkapkan sesuatu tentang hal pribadi masing-masing yang tidak diketahui oleh orang lain.

Sosok di balik 'bayi matahari' Teletubbies yang kini cantik jelita. (BBC dalam liputan6.com)
Sosok di balik 'bayi matahari' Teletubbies yang kini cantik jelita. (BBC dalam liputan6.com)
Kembali ke laptop!

Bagi saya yang saat ini harus menemani Fatih melihat aksi mereka, sudah tak terlalu peduli lagi dengan jalannya cerita. Saya hanya menunggu kejadian yang biasa ada di akhirnya.

Suara tak bernama dari balik pipa pengeras suara akan mengabsen Teletubbies satu per satu sebelum pamit pulang. Teletubbies yang sudah dipanggil harus melambaikan tangan sambil bilang "Bye Bye" dan masuk ke balik bukit.

Teletubbies pamit pulang (youtube.com)
Teletubbies pamit pulang (youtube.com)
Setelah semuanya masuk, biasanya salah satu Teletubbies akan keluar kembali dari bukit. Di sini intuisi saya sebagai mantan mahasiswa yang dulu kerap bersahabat dengan angka, merasa seperti sedang diuji.

Saya tertantang untuk menebak siapa yang akan keluar dengan peluang kemungkinan 25% benar. Hasil dari 1/4 x 100%.

Lawan saya kali ini tentunya Fatih. Lawan yang menurut saya ringan, setidaknya dari ukuran berat badan.

"Dipsy!" Tebak saya dengan mantap.

"Po!" Teriak Fatih tak kalah keras.

Aku menunggu dengan harap-harap cemas sedangkan Fatih malah nampak terlihat tertawa riang. Akhirnya salah satu Teletubbies nongol lagi dari bukit dan...

Po keluar lagi dari balik bukit (youtube.com)
Po keluar lagi dari balik bukit (youtube.com)
Ternyata jawaban Fatih yang benar. Kok bisa ya, heran saya.  Mungkin ini hanya kebetulan semata. Saya yang merasa penasaran kembali  mencoba peruntungan untuk tayangan video berikutnya.

Untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Lagi-lagi Fatih yang berhasil menjawab dengan benar. Saya yang jumawa di awal pertandingan malah dua kali dipermalukan habis-habisan.

Ah, saya baru teringat, kalau Fatih memang sudah berulangkali melihat. Kali ini Fatih yang menang banyak. Akhirnya saya pun harus mengakui bahwa Fatih adalah lawan yang berat, sang calon statistisi hebat.

Senin Mikirin, 22012018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun