Bagi para pembaca yang termasuk generasi zaman old, tepatnya generasi 90-an, acara Teletubbies bisa jadi tidak asing di telinga. Acara yang sempat merajai stasiun tivi ikan terbang, jauh hari sebelum booming Dangdut Academy.
Dikutip dari Wikipedia, Teletubbies adalah sebuah acara televisi, dikhususkan kepada penonton kanak-kanak pra-sekolah, dan ditayangkan di 26 negara mulai 31 Maret 1997 sampai dengan 5 Januari 2001. Teletubbies diterbitkan oleh Ragdoll Productions. Teletubbies terdiri atas 365 episode dengan waktu tayang 24 menit per episode. Ide Teletubbies berasal dari Anne Wood dan Andrew Davenport.
Saat ini anak-anak kita hanya bisa menikmatinya lewat yutub atau DVD. Tetapi, tidak ada yang berubah. Masih ada empat pemeran utama. Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, Po. Ayo, siapa yang bacanya sambil nyanyi?
Mari kita nostalgia sejenak dengan mengingat kembali keempat Teletubbies tersebut yang identik dengan warna, ciri khas, dan benda favorit. Masih berdasarkan info dari Wikipedia, mari kita bernostalgia bersama.
Tinky Winky adalah Teletubby lelaki tertua, tergemuk, dan terbesar. Berwarna ungu dengan bentuk segitiga di kepalanya. Barang kesayangannya adalah tas tangan.
Dipsy adalah Teletubby lelaki berwarna hijau. Benda favoritnya adalah topi bercorak hitam putih. Punya bentuk garis lurus di atas kepalanya.
Laa Laa adalah Teletubby perempuan berwarna kuning. Hobinya bermain bola. Memiliki bentuk spiral di atas kepalanya.
Po adalah Teletubby perempuan merah yang terkecil. Po adalah karakter yang paling polos di antara semua Teletubby (walaupun semuanya bersifat agak polos) dan paling kecil. Hobinya bermain skuter, ia memiliki bentuk lingkaran di kepalanya.
Kepada BBC South East, Jess berkata, "Saat itu aku sedang ditimbang di rumah sakit. Terjadi begitu saja ketika produser serial TV datang dan berkata pada pihak rumah sakit untuk melihat bayi-bayi yang tersenyum manis. Saat syuting, aku hanya duduk di depan kaca dan di depan kamera. Semantara ayahku memainkan mainan atau mobil-mobilan agar membuatku tertawa di depan kamera."
Nah, sosok bayi dengan suaranya yang khas itu ternyata kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik jelita. Dilansir dari global.liputan6.com, keputusan membuka siapa jati dirinya sebagai bayi matahari di tokoh film Teletubbies, berawal saat ia mendapatkan tugas dari kampus untuk mengungkapkan sesuatu tentang hal pribadi masing-masing yang tidak diketahui oleh orang lain.
Bagi saya yang saat ini harus menemani Fatih melihat aksi mereka, sudah tak terlalu peduli lagi dengan jalannya cerita. Saya hanya menunggu kejadian yang biasa ada di akhirnya.
Suara tak bernama dari balik pipa pengeras suara akan mengabsen Teletubbies satu per satu sebelum pamit pulang. Teletubbies yang sudah dipanggil harus melambaikan tangan sambil bilang "Bye Bye" dan masuk ke balik bukit.
Saya tertantang untuk menebak siapa yang akan keluar dengan peluang kemungkinan 25% benar. Hasil dari 1/4 x 100%.
Lawan saya kali ini tentunya Fatih. Lawan yang menurut saya ringan, setidaknya dari ukuran berat badan.
"Dipsy!" Tebak saya dengan mantap.
"Po!" Teriak Fatih tak kalah keras.
Aku menunggu dengan harap-harap cemas sedangkan Fatih malah nampak terlihat tertawa riang. Akhirnya salah satu Teletubbies nongol lagi dari bukit dan...
Untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Lagi-lagi Fatih yang berhasil menjawab dengan benar. Saya yang jumawa di awal pertandingan malah dua kali dipermalukan habis-habisan.
Ah, saya baru teringat, kalau Fatih memang sudah berulangkali melihat. Kali ini Fatih yang menang banyak. Akhirnya saya pun harus mengakui bahwa Fatih adalah lawan yang berat, sang calon statistisi hebat.
Senin Mikirin, 22012018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H