Mohon tunggu...
Bayu Arif Ramadhan
Bayu Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - 22 thn, Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menulis sebagai hobi dan pengisi luang waktu

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

AS Monaco: Sensasi Pemain Muda dan Kejeniusan Leonardo Jardim

12 Februari 2017   15:48 Diperbarui: 12 Februari 2017   16:13 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: footballshock.com

Mungkin, Liga Prancis boleh saja luput dari hingar bingar jutaan pasang mata penggemar sepakbola di seantero dunia. Tapi dibaliknya, sungguh, Liga Prancis adalah sarana yang memadai untuk bagi pemain muda mengasah diri sebelum menjadi pemain-pemain wahid yang siap bersaing dilevel yang lebih tinggi. Sehingga tentu saja, banyak klub dari Ligue 1 memilih mendayagunakan para pemain muda mereka untuk mengusung panji klubnya masing-masing, sebab minimnya pemain jadi berstatus "bintang" yang beredar di sana. 

Tetapi, hikmah lain yang didapatkan adalah berlimpahnya sumber daya pemain potensial yang mengorbit di Liga Prancis, hingga dampak langsungnya bisa dilihat saat ini, yaitu berupa regenerasi yang sangat cepat dan mulus bagi Timnas Prancis di bawah asuhan Didier Deschamps. Pemain muda Perancis pun terbukti, mampu membawa negara tersebut melaju ke final Euro 2016, membuktikan kelas pemain muda tersebut yang merupakan dampak langsung dari berlimpahnya bibit muda di kasta tertinggi Liga Prancis.

Tentu saja tidak semua pemain muda ini langsung dicomot Deschamps dari  Ligue 1 yang merupakan liga lokal . Namun,hal ini tidak dapat dipisahkan bahwa pemain timnas Perancis yang bermain diklub besar dan elite, namanya dibesarkan terlebih dahulu oleh bermacam klub di Ligue1. Sebagai contoh adalah Samuel Umtiti di Barcelona yang dibesarkan Lyon,Kurt Zouma di Chelsea yang dibesarkan Saint-Etienne, dan N'golo Kante yangsebelum menjadi highlight bersama Leicester City dan kini Chelsea, membela Caen di Ligue 1 selama dua musim. 

Seorang Dimitri Payet juga menghabiskan karir juniornya di Marseille sebelum menjadi sensasi bersama West Ham dan kini kembali lagi ke klub masa kecilnya, sedangkanbeberapa pemain malah telah menjadi bagian tulang punggung timnas meskipunmasih bermain di liga lokal. Seperti Nabil Fekir (Lyon), Alexandre Lacazette (Lyon), dan Djibril Sidibe (Monaco).

Berbicara mengenai pengembangan pemain muda, tidak terlepas dari berbagai klub yang menyerahkan pencapaiannya kepada para pemain tersebut alias menjadikan merekasebagai tulang punggung tim dalam usia yang relatif muda. Hal tersebut didukung dengan minimnya pemain kelas dunia berlabel superstar yang merumput di Liga Prancis.Sehingga tidak ada pilihan lain bagi klub-klub di liga tersebut, kecuali merekalah yang harus memoles dan memproduksi pemain bintangnya sendiri dengan setiap potensi yang ada. 

Klub-klub terutama selain PSG yang merupakan klub taipan minyak Timur Tengah menghadapi masalah demikian, namun walau begitu,justru sampai pada journee 25 ini, posisi PSG malah berada diposisi kedua klasemen, di bawah klub yang dua musim terakhir konsisten memolespemain muda yakni AS Monaco, dan dibuntuti oleh klub sensasional musim ini yangmenerapkan metode yang sama, Nice dan selanjutnya Lyon yang perlahan mulai bangkit menyeruak ke jajaran papan atas kembali. Di antara jajaran klub dipapan atas klasemen yang tumpuannya merupakan para young guns tersebut, AS Monaco selain tentu saja Nice, adalah klub yang paling menarik perhatian saya. Terutama dengan filosofi pelatihnya yakni Leonardo Jardim.

Pada tiga sampai empat musim sebelum musim ini berlangsung, AS Monaco adalah seolah menjadi klub pesakitan dengan instabilitas yang tinggi menyusul eksodus pemain bintang yang mendera mereka setelah sempat membuat Monaco menjadi salah satu klub di jajaran elite Liga. Perlahan pemain bintang mereka seperti James Rodriguez, Aymen Abdennour,Yannick Carrasco, Geoffrey Kondogbia, dan Lucas Ocampos bergiliran dijualmaupun dipinjamkan. 

Tak terkecuali para penyerang andalan mereka seperti Anthony Martial (dijual permanen) dan Radamel Falcao (pinjaman) yang sama-sama berlabuh ke Manchester United, sebelum akhirnya pada dua musim ini Falcao kembali ke Monaco. Penjualan para pemain tersebut memantik reaksi keras fans Monaco kepada presiden klub Dmitry Rybolovlev (The Guardian, September 2014) di mana Rybolovlev lebih menekankan pentingnya penggunaan pemain dariakademi klub seiring keberhasilan Monaco mengorbitkan Thierry Henry, David Trezeguet, maupun Emmanuel Petit di masa lalu. Jardim yang pada saat itu masih dalam periode baru sebagai pelatih Monaco, bahkan menyebut kebijakan klub yang diterapkan Rybolovlev adalah "sampah" dan merasa sangat frustrasi dengan keadaan tersebut. 

Musim berikutnya setelah gelombang eksodus para pemain bintang, Monaco secara drastis menjadi klub yang loyo. Monaco mendapatkan pinjaman istimewa yakni Stephan El-Shaarawy yang dipinjamkan dari AC Milan. Namun tetap saja, Monaco terseok-seok pada periode tersebut, jauh berbeda dengan tim yang secara heroik memukul Arsenal di Emirates 3-1 pada babak 16 besar Liga Champions yang menjadi titik penting tersingkirnya Arsenal dari kompetisi Eropa pada musim tersebut. Perlahan, Jardim mulai memanfaatkan para bibit muda yang dimilikinya dari akademi, serta melakukan kebijakan-kebijakan transfer penting walaupun tidak terbilang mewah pada posisi yang dianggapnya memerlukan perbaikan.

Jardim mulai melakukan pengorbitan pemain muda, baik pengorbitan akademi maupun pembelian dan peminjaman penting pada diri seperti Thomas Lemar (21), Gabriel Boschilia (20),Tiemoue Bakayoko (22), Jemerson (24), Almamy Toure (20), Kevin N'doram (21),Abdou Diallo (20), Djibril Sidibe (24), Benjamin Mendy (22). N'doram dan Toure merupakan produk asli akademi Monaco, bersama pemain yang tengah menjadi fenomena musim ini Kylian Mbappe Lottin (18) dan striker yang diaktifkan kembali dari tim cadangan (reserves) yakni Valere Germain (26). 

Sedangkan kebijakan transfer pemain kunci yang cukup cerdik telah diterapkan Jardim dalam mendapatkan beberapa pemain yang kini menjadi pilar utama Monaco. Para pemain seperti Fabinho yang kini menjadi sosok integral nan versatile baik di lini tengah ataupun bek sayap Monaco didapatkan setelah Monaco meminjamnya selama dua musim sebelum musim berikutnya mempermanenkannya sampai dengan 2019 (Wikipedia, 2016). 

Begitu pula dengan sosok yang kini tengah menjadi komoditas transfer klub-klub besar Eropa, sosok winger kidal Portugal Bernardo Silva yang konon menjadi incaran Manchester United dan Barcelona, didapatkan Jardim setelah mempermanenkannya usai dipinjam dari Benfica. Jardim juga berusaha kembali mengembalikan suasana solid lini belakang Monaco yang ditinggal eksodus oleh Eric Abidal dan Ricardo Carvalho dengan melakukan transfer seorang Kamil Glik dari Torino sebesar 11 juta euro (Wikipedia, 2016).Sosok veteran penting di lini tengah Monaco, seorang Joao Moutinho yang luput dari eksodus juga berhasil dipoles dengan sangat baik oleh Jardim musim ini.Hasilnya pun dapat dibilang cukup memuaskan.

Bersama Jardim pula pada dua musim terakhir,Monaco menemukan kembali ketajaman Radamel Falcao yang kini memuncaki daftar topscorer klub dengan 16 gol, sangat signifikan dalam kebangkitannya setelah menjalani musim yang kurang memuaskan di Manchester United pada masa peminjamannya di Inggris. Monaco di bawah Jardim juga mulai menemukan harapan besar pada sosok yang baru saja mereka orbitkan, yakni Kylian Mbappe Lottin,seorang pemuda 18 tahun yang telah menorehkan 7 gol dan 5 assists dalam 17 pertandingannya di liga, dengan akurasi tembakan mencapai 76 % (Squawka.com). 

Termasuk dari gol tersebut adalah hat-trick briliannya pada Minggu dini hari melawan Metz. Yang berakhir dengan keunggulan 5-0 untuk Monaco, dengan dua gol lainnya dicetak oleh Falcao. Seorang Arsene Wenger bahkan mengatakan bahwa Arsenal sempat menginginkan Mbappe pada musim lalu namun Mbappe memilih tetap bertahan bersama Monaco (The Sun, Februari 2017) dan bahwa Mbappe memiliki sangat banyak kesamaan dengan Thierry Henry dari segi permainan, baik dari dribbling, sampai penempatan finishing didepan gawang lawan. 

Dari segi formasi, Jardim dengan susunan pemainnya saat ini seringkali secara konsisten memakai formasi klasik 4-4-2, yang terlihat menaruh peran besar pada kedua sisi sayap dan terutama pada pergerakan gelandang sejajar Monaco dan dua strikernya di depan yang bergerak bergiliran dengan peran masing-masing. Kedua sayap Monaco inilah yang merupakan sistem yang mengeksploitasi dengan baik potensi daripada pemain muda menjanjikanseperti Lemar dan Mendy di sayap kiri yang tampak sangat cair saling mengisi terutama dalam segi ofensif saat Monaco membangun serangan.

Djibril Sidibe pada posisinya di role bek sayap teutama bek sayap kanan juga bermain sangat agresif seperti Mendy di sayap kiri, bergiliran dengan Nabil Dirar maupun Bernardo Silva mencecar garis belakang lawan lewat sisi kanan Monaco. Hal ini ditunjang dengan kemampuan Fabinho maupun Joao Moutinho dan Bakayoko yang secara stabil mampu mengendalikan ritme dan aliran bola dilini tengah. Menentukan keseimbangan menyerang dan bertahan daripada tim ini yang bisa dilihat hampir di setiap laga mengenai peran tersebut. 

Di lini belakang pun, Kamil Glik yang berduet dengan Jemerson maupun Andrea Raggi juga menunjukkan performa yang cukup tangguh musim ini untuk melindungi Danijel Subasic di pos penjaga gawang yang juga cukup stabil. Sedangkan di lini depan,tampak pola yang diterapkan Jardim ini sudah sangat menyatu dan memanjakan siapapun yang bergiliran mengisi pos terdepan Monaco baik duet Falcao-Germain,Falcao-Mbappe, maupun Germain-Mbappe. 

Tentu saja ketika dimainkan mereka telah diserahi tugas masing-masing, seperti pada laga melawan Metz kemarin di mana Mbappe tampak diberikan peran free-role untuk menjemput bola dari tengah dan berlari menyisir dari sisi sayap untuk melepas umpan maupun menemukan ruang tembak. 

Sedangkan Falcao, dengan kemampuan fisikal yang dimilikinya nampak diberikan peran oleh Jardim sebagai distributor bola lewat duel dan bola-bola udara. Tentu saja, dalam peran ini Falcao lebih jarangbergerak secara mobilitas di mana peran tersebut diambil oleh Mbappe, namun disisi ini, Falcao lebih efisien dan mematikan ketimbang harus ikut menjadi seorang penyerang yang menyisir bola sampai ke sayap.

Demikianlah  sensasi yang nampaknya berhasil diterapkan Jardim dalam tim Monaco-nya. Yang walaupun dinafasi oleh mayoritas pemain muda mereka malah menjadi salah satu kandidat terkuat juara Liga Prancis musim ini, mengganggu hegemoni dari PSG dan sensasi Nice yang tak kalah fenomenal dengan bangkitnya kembali performa dari Mario Balotelli. 

Oleh sebab itu tidak heran bahwa Manchester City yang diasuh oleh Pep Guardiola telah diingatkan untuk waspada dan berhati-hati menghadapi sensasi dan gejolak darah muda para pemain muda Monacoyang nampaknya musim ini sangat lapar, ditambah dengan sentuhan tangan dingin dan kejeniusan sosok Leonardo Jardim di belakangnya. Yang meninjukkan bahwa Jardim telah berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik lewat pemain muda dari pada pemain bintang yang mana ternyata dibuktikan olehnya bahwa pemain muda adalah bintang itu sendiri, sehingga tak ayal bahwa Jardim menjadi salah satu kandidat kuat suksesor Arsene Wenger di Arsenal pada akhir musim nanti. 

Keep up your good work, Jardim and Monaco!
Allez, Allez, Les Rouges et Blancs!

                                                                                                                                                                                                                                

Malang,12 Februari 2017

Bayu A.R., 20 thn

Seorang fans Arsenal dan pemerhati sepak-bola

Referensi :

1. The Guardian (September 2014)
2. Wikipedia (2016)
3. Squawka.com (Februari 2017)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun