Mohon tunggu...
Bayuansyah Nargentika
Bayuansyah Nargentika Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa Jepang

Seorang yang senang mengajar dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Tingkat SMA

28 November 2023   21:32 Diperbarui: 28 November 2023   21:37 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Deskripsi Studi Kasus

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan selama peneliti mengikuti kegiatan PPL (praktik pengalaman lapangan) siklus 1 (satu) dan 2 (dua) di SMA Perguruan “Cikini”, Jakarta, dalam program PPG (pendidikan profesi guru) dalam jabatan gelombang 2 (dua) tahun 2023, peneliti melihat peserta didik di SMA Perguruan “Cikini” Jakarta mengalami penurunan motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari menurunnya aktivitas belajar peserta didik, seperti partisipasi dalam diskusi kelas, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.

 Penurunan motivasi peserta didik dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor, faktor internal, seperti materi pembelajaran yang monoton, media pembelajaran yang kurang inovatif, metode pembelajaran yang kurang menarik, dan faktor eksternal, seperti kurangnya dukungan dari orang tua, pola asuh orang tua hingga dukungan dari teman sebaya. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada umumnya, mata pelajaran bahasa Jepang pada khususnya. Laporan studi kasus bertujuan untuk berbagi praktik baik berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan PPL siklus 1 dan 2. Permasalahan ini penting untuk dapat diatasi karena motivasi peserta didik dalam pembelajaran akan mempengaruhi keefektifan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, khusus dalam laporan studi kasus mata pelajaran bahasa Jepang.

Analisis Situasi

Dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMA Perguruan “Cikini”, peneliti dihadapkan dengan situasi dimana peserta didik memiliki kurang nya motivasi dalam mempelajari bahasa Jepang karena peserta didik menganggap bahasa Jepang adalah mata pelajaran yang sulit bahkan susah dikuasai dibandingkan bahasa asing lainnya yang terdapat di SMA Perguruan “Cikini” saat ini (bhasa Perancis dan bahasa Jerman) salah satunya karena adanya aksara asing (aksara Hiragana dan Katakan)  dan berbeda dengan aksara yang biasa peserta didik gunakan (akasara romaji atau huruf romawi). Peserta didik juga menganggap mata pelajaran bahasa Jepang sebagai mata pelajaran yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari.

 Peneliti berperan sebagai guru mata pelajaran bahasa Jepang, peneliti diberikan tugas untuk merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran bahasa Jepang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jepang. Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat, staf kurikulum dalam menentukan model dan jenis penilaian yang akan digunakan sebagai evaluasi kepada peserta didik, dengan mengetahui karateristik belajar peserta didik terutama peserta didik yang mengambil mata pelajaran pilihan bahasa Jepang.

Peneliti menghadapai beberapa tantangan saat merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran ketika kegiatan pembelajaran, antara lain :

Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap model Problem Based Learning (PBL),

Keterbatasan waktu dan sumber daya

Alternatif Solusi

Tantangan merancang pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dapat dijawab dengan beberapa langkah nyata berikut:

  • Merancang Pembelajaran
  • Langkah pertama dalam merancang pembelajaran PBL adalah memilih masalah yang relevan dengan kehidupan nyata. Masalah yang relevan akan membuat peserta didik merasa tertantang dan termotivasi untuk menyelesaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun