Begitu mengetahui beberapa teman-teman dari berbagai wilayah di Indonesia sudah mendapat vaksin bahkan sejak awal vaksin diluncurkan, jujur saya merasa khawatir. Apalagi adik sendiri juga sudah (tau via whatsapp story) dan bahkan sudah dikirimkan kartu vaksin ala-ala. Mencoba menggunakan kartu orang dalam tentang jadwal vaksin di Pagatan. Hasilnya hm, dapat sih jadwal tapi lokasinya jauh bingit.
Begitu balik ke Banjarmasin, bertebaran info vaksin gratis tapi khusus pemilik kTP domisili Banjarmasin, yang ktp luar harus ngurus surat domisili, aih nambah malas lah. lebih baik menunggu info vaksin di Pagatan. Nunggu sebulan dua bulan, buset udah mau berakhir aja 2021, belum dapat juga info vaksin.
Kemudian, saat sepedaan senin pagi di area pantai, kok ada orang berkerumun di koramil, melihat tulisan kecil di selembar kertas a4 yang ditempel di pagar, ini adalah info vaksin. Tapi sepemantauan saya, yang bisa masuk adalah yang sudah punya undangan untuk vaksin (mirip squid game ya kak).
Beruntungnya ada teman yang ngasih info vaksin Puskesmas Pagatan. Langsung daftar dan mendapat jadwal di hari ketiga dengan urutan ke 250an sekian. Banyak juga ya yang berminat vaksin di Pagatan ini. Kirain pada anti-vaksin hehehehe.
Pada hari yang dijanjikan, sesudah sarapan, saya datang ke lokasi kegiatan ini. Menurut info acara akan dimulai pukul 8 pagi, para peserta vaksin sudah banyak yang berkumpul datang lebih awal sambil menunggu panitia mempersiapkan venue acara.
Kegiatan pemberian vaksin di Pagatan dilaksanakan di aula Koramil, bukan di Puskesmas meski judul di pamplet acara yang saya terima Vaksin Puskesmas. Saya lebih setuju ini sih, daripada di Puskesmas, gak yakin ada ruangan yang cukup untuk seluruh peserta. Mending di aula Koramil, ruangan baru, lebih lega dan di pinggir pantai. Kapan lagi kan abis vaksin bisa nyantai di pantai.
Untuk setiap periode pemberian vaksin, tim vaksinasi hanya bisa memberikan vaksin kepada kurang lebih 300 orang. Tidak setiap minggu juga sih, dikarenakan tergantung stok vaksin. Lagipula tidak semua 300 orang yang sudah mendaftar datang. Bahkan ada yang datang menggantikan orang yang terdaftar. Ini yang bikin ribet dan tidak efisiensi, karena harus konfirmasi lagi ke beberapa orang.
Nah, bersyukurnya proses vaksinasi di Pagatan berjalan sangat efisien, hehe, tidak ada berkerumun terlalu banyak, cepet-cepetan daftar sampai rebutan kaya di sosial media.Â
Kok bisa? Ya soalnya kita dipanggil 10 orang masuk ke aula. Ke meja pendaftaran dan mengisi formulir, kalau selesai pindah ke meja pemeriksaan Kesehatan, kalau sudah selesai lagi baru menunggu antrian ke meja vaksin. Selesai? Masih menunggu sebentar untuk kartu vaksin. Setelahnya bisa pulang. Sangat teratur dan sepi hehe.
Gimana rasanya setelah di vaksin?
Untuk vaksin pertama rasanya kayak badan dalam kondisi 'ah mau demam nih' tapi badan gak panas. Kalau duduk lama berasa pusing. Karena masih hari kerja, saya lanjutkan minum kopi dan gak ada efek lain. Barulah malam harinya tidak bisa tidur nyenyak karena badan berasa demam, kalau kata orang Banjar, panasnya ladar.
Besoknya bisa beraktivitas secara biasa, tetapi ya terasa lemas. Kegiatan pun biasa, nafsu makan juga biasa, gak yang lapar banget. Tapi tangan sebelah kiri terasa ngilu, kebas dan capek duluan dibanding anggota tubuh yang lain.Â
Apalagi daerah yang disuntik, rasa sakit dan gatal sekaligus. Malamnya? Inilah puncaknya, sudah gak bisa berbaring ke arah kiri, tangan ngilu dan badan lebih panas dari malam sebelumnya.
Tapi besok paginya segar.
Lain lagi dengan vaksin kedua. Sudah mulai berasa sakit dan demamnya sejak hari pertama. Mungkin hal ini dikarenakan saya olahraga di sore harinya, jadinya tambah capek rasanya. Setiap jam makan berasa lapar dan perut kosong. Selama dua malam tidak bisa tidur nyenyak dan tangan sebelah kiri juga sakit banget.
Rasa seperti ini hanya terjadi selama 2 hari, pagi hari ketiga setelah bangun tidur saya segar kembali, kayak tanaman yang abis disiram hujan malamnya. Mungkin begitulah memang vaksin bekerja (weeeits kayak puisi)
Tapi bersyukur sih vaksinasinya berjalan lancar selama 2 kali ini, gak ricuh dan gak rebutan malah penuh tawa karena sebelum divaksin kita pada ngobrolin candaan dampak vaksin. Bersyukurnya juga cukup banyak yang mau vaksin dan nomor pendaftaran selalu penuh.
Selanjutnya yang bikin kesal dan heran adalah saat proses pendaftaran. Saat vaksin pertama mendaftarkan nomor KTP, saat diinput di sistem, nomor tidak ditemukan. Menunggu beberapa saat barulah bisa diinput.Â
Loh kok iso yo? Begitu juga dengan vaksin kedua, saat memasukkan nomor KTP malah namanya bukan nama sendiri tapi atas nama Desi. HEDEH, MAKAN SUSHI DI JALAN TOL. APLIKASI *****. Petugasnya menyarakan untuk mengganti nomor KTP di discapil, haaaaaaaah? Ngapain saya yang ganti nomor KTP kan?
Apakah masih ada kelanjutannya? Nanti saya update setelah dari discapil ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H