Besoknya bisa beraktivitas secara biasa, tetapi ya terasa lemas. Kegiatan pun biasa, nafsu makan juga biasa, gak yang lapar banget. Tapi tangan sebelah kiri terasa ngilu, kebas dan capek duluan dibanding anggota tubuh yang lain.Â
Apalagi daerah yang disuntik, rasa sakit dan gatal sekaligus. Malamnya? Inilah puncaknya, sudah gak bisa berbaring ke arah kiri, tangan ngilu dan badan lebih panas dari malam sebelumnya.
Tapi besok paginya segar.
Lain lagi dengan vaksin kedua. Sudah mulai berasa sakit dan demamnya sejak hari pertama. Mungkin hal ini dikarenakan saya olahraga di sore harinya, jadinya tambah capek rasanya. Setiap jam makan berasa lapar dan perut kosong. Selama dua malam tidak bisa tidur nyenyak dan tangan sebelah kiri juga sakit banget.
Rasa seperti ini hanya terjadi selama 2 hari, pagi hari ketiga setelah bangun tidur saya segar kembali, kayak tanaman yang abis disiram hujan malamnya. Mungkin begitulah memang vaksin bekerja (weeeits kayak puisi)
Tapi bersyukur sih vaksinasinya berjalan lancar selama 2 kali ini, gak ricuh dan gak rebutan malah penuh tawa karena sebelum divaksin kita pada ngobrolin candaan dampak vaksin. Bersyukurnya juga cukup banyak yang mau vaksin dan nomor pendaftaran selalu penuh.
Selanjutnya yang bikin kesal dan heran adalah saat proses pendaftaran. Saat vaksin pertama mendaftarkan nomor KTP, saat diinput di sistem, nomor tidak ditemukan. Menunggu beberapa saat barulah bisa diinput.Â
Loh kok iso yo? Begitu juga dengan vaksin kedua, saat memasukkan nomor KTP malah namanya bukan nama sendiri tapi atas nama Desi. HEDEH, MAKAN SUSHI DI JALAN TOL. APLIKASI *****. Petugasnya menyarakan untuk mengganti nomor KTP di discapil, haaaaaaaah? Ngapain saya yang ganti nomor KTP kan?
Apakah masih ada kelanjutannya? Nanti saya update setelah dari discapil ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H