karna kepatuhan terbagi dalam 6 (enam) prinsip yakni komitmen, hubungan social, kelangkaan, reprositas, validasi social, dan otoritas (Cialdini dan Martin 2004) dari prinsip diatas kita bisa melihat bagaimana keterikatan kepatuhan atas unsur-unsur yang menyebabkan seorang patuh (pemerintah, tokoh masyarkat dan tokoh agama) .
pun kalau kita manarik patuh lebih dalam lagi dari sisi agama, bagi umat islam tentunya kata perintah patuh berbanding lurus dengan perintah taat, sehingga bersifat final, karenanya patuh sendiri merupakan refleksi logis dari ketaatan kepada tuhan sang penciptanya dan merupakan unsur aqidah seorang hamba.
dari hal diatas  kita bisa melihat bahwa masyarakat kita cenderung melihat ini hanya sebagai kajadian biasa tanpa memikirkan aspek teologis sehingga perilaku yang ditampilkan biasa-biasa saja. Tapi hal ini perlu ditekankan atau digaris bawahi bahwa penganggapan biasa-biasa tidak sama dengan sebuah film dengan judul cinta laki-laki biasa yang mungkin kalau film itu tayang pada situasi seperti ini judulnya bisa jadi cinta laki-laki luar biasa.Â
Pada akhirnya masyarakat harus memandang ini (wabah corona) bukan hanya sebatas resep dokter dengan obat tertentu yang ditulis dalam selembar kertas putih dengan tulisan tidak karuan yang mana dampak ketidakpatuhan hanya pada si penderita, tapi sebaliknya masyarakat harus memandang ini sebagai ancaman nyata terhadap keberlangsungan hidup manusia dan juga perlu kiranya menampilkan aspek teologis.
rangkain diatas menjadi cerminan budaya kepatuhan dimasyarakat kita yang cenderung majemuk sehingga catatan penulis, pemerintah perlu manarik budaya kepatuhan kedalam suatu sistem yang rigid
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengucapkan turut berbela sungkawa kepada Tenaga medis yang meninggal sampai pada detik ini, bahwa sejarah mencatat anda pada hari ini. dan bagi muslim akan di anggap syahid. Wallahu 'Alam
jaga jarak fisik, gunakan masker kain berlapis, dan lakukan langkah PHBS.Â
SALAM SEHAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H