Mohon tunggu...
Bayu AdjiWibowo
Bayu AdjiWibowo Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta

Sarjana seni Desain Komunikasi Visual dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, saat ini sedang menempuh Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Budi Luhur Jakarta untuk meraih gelar S2.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Analisis Visual Iklan TV Coca-Cola-BTS (K-Pop)

27 Juli 2021   17:45 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:56 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Object: Logo Coca-Cola.
Interpretant: Sebagai brand awareness di akhir durasi.

--------------------------------------------------------------------------

Iklan televisi ini bukanlah sebuah iklan yang menjual keunggulan dan kelebihan dari produk minuman Coca-Cola secara eksplisit. Iklan ini menjual cerita dan solusi di kehidupan sosial kaum milenial yang merupakan target pasar dari Coca-Cola. Penggunaan BTS sebagai brand ambassador di iklan ini bukan sebagai poin utama tapi hanya sebagai pengantar menuju pesan utama yang akan di sampaikan.

Iklan ini merepresentasikan secara visual simbol-simbol dari generasi milenial dengan background musik yang menghentak dan kebebasan berekpresi yang divisualkan ketika kedua wanitanya menari di tempat tanpa ada rasa sungkan dan malu-malu.

 Sebuah iklan tidaklah harus mengkomunikasikan spesifikasi, keunggulan ataupun keunikan sebuah produk secara eksplisit. Namun sebuah iklan dapat berupa story telling dan menwarkan solusi pada pemirsanya. Tidak perlu lagi kata-kata persuasif seperti "Belilah!"atau "Segera dapatkan!". Dari sudut pandang semiotika iklan tidak lagi hanya dipakai untuk informasi produk dan alat pemasaran persuasif, tetapi kini dipakai untuk pengkondisian situasi pada sekelompok masyarakat.

Semiotika dapat digunakan sebagai proses kretif penciptaan karya multimedia, sehingga proses perancangannya tidak dianggap sebagai suatu proses intuitif saja. Semiotika di sisi lain dapat berfungsi sebagai bagian dari strategi komunikasi pemasaran lewat budaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun