Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dan menilai keaktifan siswa selama pembelajaran sesuai dengan instrumen yang telah disiapkan. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil teks anekdot peserta didik dan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang perlu diperbaiki ataupun sudah baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media komik strip terbukti efektif dan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang berpusat kepada peserta didik terbukti mampu meningkatkan proses pembelajaran, yaitu terlihat dari keaktifan dan antusias peserta didik dalam belajar. Peserta didik terlihat aktif dalam diskusi, saling memberi masukan, berusaha mandiri untuk mencurahkan kreativitasnya, dan berkolaborasi untuk membentuk teks anekdot yang utuh dan menarik.
Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik sesuai tujuan pembelajaran, yaitu mampu menulis teks anekdot dengan informasi akurat dan merujuk pada sumber-sumber informasi yang valid secara tepat. Prosentase ketuntasan peserta didik adalah 85,71% dari 21 peserta didik sudah mampu menulis teks anekdot dengan baik dengan rata-rata nilai 86,33. Rata-rata nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil pretest sebelumnya yaitu 79,61. Hal itu dapat dilihat dari tulisan peserta didik yang sudah menunjukkan kesesuaian tulisan dengan permasalahan, menyajikan cerita secara runtut sesuai struktur teks anekdot, menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat, menyampaikan kritik sesuai permasalahan dengan humor dan menggunakan bahasa yang santun, serta peserta didik mampu mempublikasikannya di media sosial.
Pemilihan media komik strip juga terbukti tepat, sebab peserta didik dapat dengan mudah menggali gagasan dan mengembangkannya menjadi teks anekdot. Peserta didik tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan cerita dan menyusun kerangka teks. Hal ini karena gambar pada komik strip dapat memberikan stimulus ingatan peserta didik terhadap suatu peristiwa yang berfungsi sebagai pemicu dalam menyusun teks anekdot yang baik. Selain itu urutan dan cerita pada panel-panel komik strip memiliki kemiripan dengan struktur pada teks anekdot sehingga mempermudah peserta didik untuk menulis teks anekdot.
Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah merasa senang, dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan refleksi bahwa proses pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami. Rekan sejawat menyampaikan bahwa melalui media visual berupa komik strip dapat memotivasi peserta didik dalam belajar dan mepermudah peserta didik dalam menulis teks anekdot. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat merangsang keaktifan peserta didik untuk bertanya jawab serta kreatif dalam membuat karya.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode, media, dan langkah-langkah pada modul ajar yang sudah dibuat. Melalui pembelajaran dan rangkaian kegiatan yang sudah terlaksana, guru lebih kretaif dan inovatif dalam memilih model, metode, dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media komik strip pada kegiatan aksi 1 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG Daljab 2023 Universitas Galuh dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks anekdot. Dari hasil evaluasi di akhir pembelajaran diperoleh prosentase sebesar 85,71% dari 21 peserta didik sudah mencapai skor ketuntansan minimum dengan rata-rata nilai kelas sebesar 86,33. Peserta didik terlihat aktif dalam diskusi, saling memberi masukan, berusaha mandiri untuk mencurahkan kreativitasnya, dan berkolaborasi untuk membentuk teks anekdot yang utuh dan menarik. Pemilihan media komik strip juga terbukti tepat, sebab peserta didik dapat dengan mudah menggali gagasan dan menentukan topik untuk penulisan teks anekdot.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa.