Mohon tunggu...
Bayu tegarkensuma
Bayu tegarkensuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa hukum , lulusan SMK otomotif mobil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Bromo Kebakaran, Siapa yang Salah?

2 Desember 2024   07:19 Diperbarui: 2 Desember 2024   07:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, pengeluaran saat wisatawan berkunjung ke destinasi. Terakhir, lama waktu penutupan wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) , Selain sektor pariwisata, Kemenparekraf juga menyampaikan bahwa kebakaran tersebut berdampak buruk terhadap keberlanjutan lingkungan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). 

Kebarakan tersebut berdampak terhadap daya tarik wisatawan terhadap wisata hijau atau green tourism yang ada di kawasan Gunung Bromo. Wisatawan tidak akan tertarik lagi berkunjung karena tidak ada lahan hijau yang dapat dilihat setelah kebakaran terjadi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap nilai wisata Gunung Bromo, Di samping pariwisata dan lingkungan, dampak buruk akibat kebakaran tersebut juga dirasakan langsung warga setempat. 

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengungkapkan, kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo itu menyebabkan jaringan pipa air bersih sepanjang 11.600 meter rusak parah. Jaringan pipa tersebut menghubungkan sumber air bersih di kawasan Gunung Bromo dengan rumah-rumah warga. 

Pipa rusak itu merupakan penyalur air bersih ke empat desa yang ada di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, yaitu Desa Ngadirejo dengan panjang pipa air bersih 1.600 meter, Sapikerep 3.400 meter, Ngadas 5.100 meter, dan Wonokerto sepanjang 1.500 meter. Pasca peristiwa kebakaran tersebut, pemerintah langsung melakukan perbaikan jaringan pipa air bersih. 

Terdapat 2.240 keluarga atau sekitar 6.472 warga yang tercatat sebagai penerima manfaat dari perbaikan pipa tersebut.Langkah rehabilitasi dari segala aspek di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur akan segera dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pascakebakaran di areal tersebut. 

Kita juga melihat bagaimana pemulihan itu dilakukan dengan intervensi dan yang suksesi alami itu kita masih pelajari, karena medannya beragam, apalagi ada savana pasir kira-kira itu enam ribuan hektare dari 50 ribu. Jadi banyak aspek termasuk kita dalam konteks dan lain-lain," jelasnya.

Menteri Siti mengungkapkan, pihaknya juga melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya dalam mengembalikan ekosistem di kawasan Gunung Bromo yang terbakar"Bagaimana nilai-nilai mengembalikan ekosistemnya itu sedang diteliti oleh ahli-ahli dari IPB University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya, jadi banyak aspek yang kita harus bangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini," kata Siti Nurbaya. 

Selain itu, Menteri LHK mengajak pihak-pihak lain, seperti dari USAID, untuk bekerja sama dalam upaya mengembalikan kondisi ekosistem Gunung Bromo seperti semula. Sebab Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan kawasan ekosiwata yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun