Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hi Kids, Ayah Belum Siap Menikahi Ibumu, tapi...

8 Januari 2024   19:08 Diperbarui: 8 Januari 2024   19:13 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Ayah duduk sendiri memandang bintang, terpaku pada pikiran-pikiran yang melintas begitu cepat. Menjelang usia Ayah yang menginjak awal 25-an, pandangan Ayah tentang pernikahan menjadi semakin kompleks.

Lahir dan besar dalam keluarga kelas menengah, Ayah merasakan beban harapan untuk mencapai sukses secara ekonomi sebelum melangkah ke pernikahan. Orangtua Ayah, dengan segala upaya dan pengorbanan, mengajarkan arti kerja keras dan tanggung jawab.

Meskipun demikian, Ayah merasa belum siap untuk menanggung beban ekonomi sebuah keluarga kecil nanti. Masih banyak impian yang ingin Ayah kembangkan dan capai sebelum memikirkan kehidupan berumah tangga, bersama Ibumu.

Pendidikan selalu menjadi nilai yang dihargai di keluarga Ayah begitupun keluarga Ibumu. Meski Ayah berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi, Ayah merasa bahwa masih banyak hal yang ingin Ayah pelajari dan raih sebelum memutuskan untuk membagi hidup dengan seseorang, Ibumu.

Dunia ini begitu luas, dan Ayah ingin merasakan pengalaman hidup yang lebih banyak sebelum menjalani fase pernikahan yang memerlukan keterikatan dan tanggung jawab yang lebih besar.

Ayah lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang kaya akan nilai adat budaya. Meski begitu, Ayah menyadari bahwa adat budaya juga membawa sejumlah tanggung jawab yang besar. Proses meresapi dan memahami nilai-nilai ini memerlukan waktu.

Ayah ingin memastikan bahwa ketika Ayah memutuskan untuk menikah, Ayah tidak hanya mengikuti tradisi tanpa pemahaman yang mendalam, tetapi mampu menghargai dan menerapkannya dengan sungguh-sungguh.

Agama juga memainkan peran penting dalam pertimbangan Ayah. Ayah menghormati nilai-nilai agama dan memahami bahwa pernikahan dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah.

Namun, Ayah ingin memastikan bahwa ketika Ayah memasuki ikatan pernikahan, Ayah melakukannya dengan keyakinan yang kuat dan kesadaran spiritual yang mendalam. Menemukan pasangan yang sejalan dengan nilai-nilai agama menjadi tantangan yang berarti bagi Ayah.

Pola pemikiran Ayah tentang urgensi pernikahan terus berubah seiring berjalannya waktu. Dari satu sisi, melihat teman-teman sebaya Ayah yang mulai menata kehidupan keluarga membuat Ayah merasa terdorong untuk segera melangkah.

Namun, dari sisi lain, banyak cerita dan kisah pernikahan yang juga menunjukkan bahwa waktu dan kesiapan sangatlah penting.

Ayah tak ingin menjalani pernikahan hanya karena tekanan sosial atau ekspektasi. Ayah ingin melakukannya saat Ayah benar-benar siap secara fisik dan mental. Masih banyak yang ingin Ayah lewati dan jelajahi dalam hidup ini.

Ayah ingin menjalani fase perkenalan diri sendiri secara lebih dalam sebelum Ayah benar-benar memberikan diri Ayah sepenuhnya kepada seseorang, Ibumu.

Ayah merasa belum siap untuk mengambil langkah besar menuju pernikahan, tetapi sekaligus Ayah juga merasakan keinginan untuk terus berkembang sebagai individu.

Belum lama ini, Ayah membaca tentang tren "Hi Kids" yang menggambarkan harapan dan impian pasangan sebelum memasuki pernikahan.

Itu membuat Ayah makin berpikir, apakah Ayah sudah memiliki impian dan harapan yang jelas untuk masa depan keluarga?

Sementara Ayah merasa belum sepenuhnya siap, Ayah menyadari pentingnya mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Ayah ingin membawa kontribusi positif dalam pernikahan, tidak hanya sebagai pasangan hidup, tetapi juga sebagai mitra sejati. Ayah ingin memastikan bahwa ketika waktunya tiba, Ayah siap secara fisik, mental, dan emosional.

Hari ini, dalam pertimbangan ini, Ayah merenung tentang perjalanan hidup yang panjang dan penuh warna yang ingin Ayah jalani. Meskipun masih banyak ketidakpastian, ada kegembiraan dalam mengeksplorasi dan merasakan setiap momen.

Ayah percaya bahwa setiap orang memiliki waktu dan tempo mereka sendiri dalam menjalani kehidupan, dan Ayah ingin memberi sendiri izin untuk tumbuh, belajar, dan menemukan siapa sebenarnya Ayah, sebelum Ayah sepenuhnya bersatu dengan seseorang dalam pernikahan.

Mungkin suatu hari nanti, Ayah akan merasa lebih siap dan yakin untuk mengambil langkah besar menuju pernikahan. Sementara itu, Ayah akan terus menikmati setiap langkah dan pelajaran dalam perjalanan hidup ini.

Ayah yakin, ketika waktunya tepat, Ayah akan tahu bahwa Ayah telah menemukan seseorang yang layak untuk membagi hidup ini, dan bersama-sama kita akan menulis kisah pernikahan yang indah dengan kasih sayang keluarga di dalamnya, bersamamu Nak.


Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun