Mayoritas lembaga pendidikan anak usia dini menggunakan metode belajar yang memaksa anak untuk cepat paham akan materi ajar yang dipelajari, seperti bentuk lambang bilangan, huruf alfabet, pengenalan warna, pembacaan doa-doa, hingga imajinasi mereka dikekang aturan.
Misalnya saja, anak diminta mewarnai gambar kucing. Tapi, guru melarang menggunakan warna putih dan hitam. Alasan sang guru sepele, lembar kerja siswa berwarna putih, kalau diwarna putih ya kurang bagus, dan kalau diwarna hitam, hasilnya tidak bagus sebab hitam pekat.
Aturan itu sudah keliru, guru membatasi imajinasi bahkan pemikiran anak. Guru tidak pernah tahu apa yang terlintas dalam pikiran anak usia dini, mungkin saja anak melihat seekor kucing berwarna hitam atau anak memelihara kucing di rumah dengan warna putih. Referensi itulah yang memutuskan anak mewarnai gambar kucing dengan warna tersebut.
Sehingga menghasilkan kondisi dan situasi kelas belajar menjadi serius, tegang, dan tertutup. Yang mana hal ini sangat membuat mood anak usia dini berubah drastis. Yang awalnya datang atau masuk ke kelas dalam kondisi bersemangat, malah terdiam dengan rasa takut, khawatir, yang akhirnya tiba-tiba anak menangis.
Padahal pendidikan anak usia dini harus mengedepankan kecerian peserta didik, dengan cara menciptakan suasana belajar yang menenangkan, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Metode belajar “The Gifted” ini memberikan tingkat kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan kemampuan peserta didik, mulai kegiatan belajar termudah, cukup sulit, hingga membutuhkan nalar anak didik.
Jadi, dalam satu kelas pembelajaran pada bagian inti kegiatan, masuk ke aktivitas peserta didik, anak akan diberikan opsi pilihan (baca: pembagian) dalam menyelesaikan aktivitas belajar apa terlebih dahulu. Misal ada kegiatan menebali struktur kata, menyusun dan melengkapi kata, menghitung jumlah benda, mewarnai, menggunting dan melipat, hingga mengkolase dan mozaik suatu benda.
Alurnya cukup mudah, apabila anak didik sudah menyelesaikan kegiatan pertama, anak didik boleh pindah pada kegiatan kedua/ketiga/keempat atau bermain dalam sudut pengaman anak. Jadi, upaya belajar sambil bermain tetap terjaga esensinya.
Apakah metode belajar “The Gifted” bertentangan dengan kurikulum merdeka?