Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa untuk dapat disetujui pengajuan beasiswa apapun itu, kamu harus memiliki nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sebesar mungkin, minimal 85-95% persen dari nilai sempurna.Â
Maka paling tidak kamu sudah mengantongi nilai IPK 3.4 dari skala 4, dan bagi beasiswa pelajar minimal angka rata-rata nilai kamu adalah 85-95 poin.
Mengapa? Karena saringan awal program beasiswa mematok angka tinggi bagi calon penerima. Eliminasinya harus besar-besaran.Â
Wajar, dong, yang daftar ribuan mahasiswa, jika IPK 3.00 yang meskipun syarat minimal (ya pasti dieliminasi habis-habisan) tetap diikutkan proses seleksi lanjutan, ya bakal memakan waktu lama. Jadi, ambil gampangnya.Â
Otomatis, selama kamu studi, jadi mahasiswa atau pelajar, harus meraih ipk per semesternya pada posisi 3,4 (tiga koma empat) atau 85 rata-rata nilai raport kamu.Â
Selain tinggi, kamu bisa dengan mudah mendapatkan beasiswa, sebab pintu gerbang telah menerima kamu masuk ke dalam ujian selanjutnya. Sebab ada pepatah, gantunglah cita-cita setinggi langit jika pun jatuh, kamu masih jatuh di kumpulan awan, asal bukan awan comulunimbus  ya, bisa ambyar.
Pada kenyataannya, ada beasiswa full study dan hanya pada semester tertentu. Soalnya, dari tadi saya hanya berbagi pengalaman untuk  beasiswa sewaktu-waktu atau part time study. Bah, keminggrisnya salah, pokok sudah keminggris.
Untuk beasiswa penuh, selama studi, seleksinya lebih ketat lagi, dan kualifikasinya pun tinggi, serta dibuka hanya ratusan orang saja. Apakah sepi peminat? Wah malah ini yang membludak.Â
Maka tambah garang panitia seleksi dalam menyortir prestasi-prestasi akademik dan non akademik calon penerima beasiswa. Gak mudah lolos di program beasiswa penuh, tapi pasti ada keajaiban untuk dapat lolos di dalamnya.
Kita ambil contoh, beasiswa LPDP S2 dan S3, persyaratanya segudang, kualifikasinya tinggi, dan proses seleksinya panjang dan melelahkan seperti melewati jalan tol, oleng dikit buyar. Ya yang namanya beasiswa penuh, semua orang pingin, tapi hanya sebagian saja yang dapat meraih.Â
Sebagai tambahan, prestasi non akademik juga dipertimbangkan dalam penentuan calon penerima beasiswa.Â