Setiap jenis beasiswa tentu memiliki prosedur dan persyaratan yang berbeda. Jadi, langkah awal sebelum mendaftar pada sebuah program beasiswa, kenali dahulu penyedia dan sasaran program beasiswa.
Bukan asal cari info lowongan beasiswa, lalu langsung mendaftarkan diri, tanpa membaca persyaratan dan ketentuan beasiswa secara rinci.Â
Ini kesalahan, pengajuan beasiswa langsung ditolak, dan kamu bakal rugi biaya, tenaga, dan waktu dalam menyiapkan berkas yang dibutuhkan program beasiswa tersebut.
Tak hanya itu, kemampuan kompetensi atau akademik sangat diperhitungkan dalam penerimaan calon pelajar/mahasiswa penerima beasiswa.Â
Misal salah satu program beasiswa memberikan syarat bagi calon pendaftar beasiswa untuk memenuhi ambang batas minimal atau syarat pengajuan program, misal calon mahasiswa/pelajar memiliki nilai ipk 3.25 (tiga koma dua puluh lima), atau untu anak sekolah menengah, paling tidak nilai akademik mencapai angka 80-85%.
Sebagai tambahan, waktu dulu kuliah, saya tuh sering banget ngajukan beasiswa PPA dan CSR Perbankan. Enak dong, tiap tahun dibayarin orang. Kata siapa? Emangnya lolos seleksi? Enggak.
Awal ada program beasiswa PPA di kampus, saya sudah semester empat. Kebetulan, syaratnya adalah sudah menempuh tiga semester. Akhirnya daftar, eh ditolak.Â
Kenapa? Nilainya terlalu minimalis. IPK sementara saya, mulai semester 1-3 berada di posisi 3.00, pas sama dengan minimal kualifikasi calon penerima beasiswa.Â
Kan udah jelas, latar belakang beasiswanya adalah prestasi akademik, jadi nilai harus mentereng, paling tidak 3.75 atau 3.89, pastilah diperhitungkan. Ya yang namanya IPK 3.00, banyak yang dapat dan jelas dieliminasi.
Oke, semester lima saya ketemu beasiswa dari perbankan, CSR Perbankan. Syarat masih sama-sama aja, nilai IPK saya udah naik, meski ya syukurlah ada penambahan. Dengan bondo IPK nekat dan miris, 3.16 saya daftar. Diterima? Jelas, gagal maning.