Banyak orang yang keliru, menganggap jadi pejabat atau ASN dapat membuat kaya, bergelimang harta. Tidak. Menjadi abdi masyarakat bukanlah tempat menjadi kaya raya. Sebab sejatinya, abdi, adalah bentuk proses pengabdian kepada masyarakat. Jadi, tujuan utama menjadi aparatur sipil negara adalah melayani masyarakat dengan segala permasalahan dan keruwetannya.
Namun, karena tertanam pola pikir demikian, banyak ASN yang menyimpang dari tata aturan kerjanya. Bukan lain dan tidak bukan, mencari keuntungan disela-sela pekerjaanya sebagai pelayan masyarakat. Bukan mendirikan kedai kopi bahkan membuka warteg, melainkan bertindak curang dengan suap-menyuap, korupsi, memanipulasi anggaran belanja pemerintah. Tujuannya hanya satu, ingin kaya penuh harta.
Caranya itu yang salah. Mereka pejabat yang berperilaku menyimpang, beranggapan bahwa dengan menjadi ASN dapat membuat mereka kaya, punya banyak aset tanah dan kendaraan, penulisan angka nol di tabungan hingga tak muat, dan hidup penuh kemewahan.
Salah besar jika kamu, calon ASN bahkan yang sudah menjadi ASN, memiliki cita-cita kaya dengan jadi ASN.
Bagaimana jika kamu ingin kaya? Berdaganglah. Dengan berdagang kamu dapat meraup keuntungan yang banyak dan berlipat-lipat ketimbang dngan gaji dan tunjangan sebagai ASN. Membuka usaha kedai kopi, membangun warteg, berjualan online, jadi tengkulak sayur (seperti saran Mas Ozy), bahkan menjadi eksportir kerajinan batok kelapa. Tapi, dagang dengan cara yang benar ya. Ini resep awet berdagang.
Sedikt-sedikit lama-lama menjadi bukit. Ambilah sedikit keuntungan tiap transaksi jual beli, lama-lama akan menjadi banyak dan usaha perdaganganmu lancar dan langgeng hingga akhir hayat.
Kenyangkan dahulu perutmu.
Kenapa harus kenyang? Ketika kita lapar, pikiran kita hanya satu, mengenyangkan perut terlebih dahulu. Caranya? Beli makanan, memasak makanan, baru menyantapnya. Juga butuh proses panjang.
Ketika diri kita sudah kenyang, kita akan berpikir lebih baik dan bekerja dengan benar. Sehingga apapun yang menjadi tanggungjawab kita akan dikerjakan sesuai aturan, objektif, dan tepat. Tidak lagi memiliki pikiran mumpung ada santapan (kebijakan atau program kerja baru) mending nyaplok dulu.
Satu lagi kesalahan pandangan masyarakat, bahwa menjadi ASN bakal membuat kenyang. Segala kebutuhan rumah tangga terpenuhi, bahan pokok, detergen, popok, dan sebagainya. Memang iya, semuanya terpenuhi dengan adanya tunjangan. Tapi, mereka lupa bahwa ada aturan ASN mana saja yang akan mendapatkan tunjangan, itupun angka tunjangannya ya segitulah, cukup.