Prosesnya. Sinkronisasi dapodik itu semacam adu kecepatan, kestabilan, ketahanan, dan kesabaran. Kenapa bisa begitu?
Pertama, kecepatan. Proses input data selain membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian, juga diiringi dengan kecepatan. Mengapa? Kita masih ingat bukan, Indonesia ini besar, bukan anunya ya. Bayangkan jika ratusan ribu sekolah bahkan sudah mencapai jutaan sekolah (baca: operator sekolah) melalukan sinkronisasi dapodik secara bersamaan atau dalam satu waktu? Kebayang, betapa lemotnya proses transfer data dan ujung-ujungnya ditolak karena akses data server lemot.
Ketika ditolak bagaimana? Risiko terburuk adalah data yang sudah kita input bakal hilang, syukur kalau yang hilang masih dapat dihitung dengan jari, kalau semua data? Alamat kita stress.
Jadi, kita harus mengerjakan dapodik secepat mungkin dengan tetap memperhatikan ketelitian dan kehati-hatian.
Kedua, kestabilan. Stabil disini berkaitan dengan akses internet yang kita gunakan untuk proses sinkronisasi dapodik. Apabila kita menggunakan akses internet apa saja itu, baik WiFi, modem, dan hot spot smartphone harus memiliki kestabilan akses internet, bila tidak, sinkronisasi gagal dilakukan.
Ketiga, ketahanan. Kecepatan dan kestabilan akses internet akan menghasilkan ketahanan dalam proses sinkronisasi, sebab ada ratusan ribu yang mungkin melalukan sinkronisasi data bersamaan dengan diri kita. Jadi, bila akses internet kita gak tahan bersaing, jelas kota tersingkir dan sinkronisasi gagal dilakukan.
Keempat, kesabaran. Ini berkaitan dengan mental seorang operator sekolah. Jika sinkronisasi data gagal dilakukan bahkan proses input data juga mengalami kendala, maka pekerjaan tak kunjung selesai, malam ditambah dengan pikiran yang frustasi, akhirnya stress dan hal terburuk membuat kita jatuh sakit. Jadi, harus bersabar, bila sinkronisasi gagal melulu.
Itulah beberapa hal yang mesti dimiliki seorang OPS dalam melakukan sinkronisasi dapodik 2022. Akan tetapi, saya bakal berbagi tips sinkronisasi dapodik 2022 secara tepat dan lancar tanpa gangguan akses internet.
Pertama, pastikan kita sudah memiliki akses internet untuk sinkronisasi dapodik. Kebetulan karena saya gak pasang WiFi, dan gak mungkin juga saya harus bermalam di sekolah, takut ada kuntilanak. Sebab ritual tahunan sinkronisasi dapodik selalu dilakukan tengah malam. Kok bisa? Kalau dilakukan pada pagi, siang, dan malam hari kadang mengalami gangguan yang akhirnya gagal sinkronisasi.
Mungkin terdengar gak masuk akal dengan instalasi internet yang sudah 4G bahkan 5G di Indonesia. Tapi, kenyataannya demikian. Alasan utamanya, kalau diwaktu tersebut banyak orang yang melakukan sinkronisasi, terutama OPS perkotaan. Maklum, saya kan di desa, jadi akses internet gak secepat di kota besar. Jadi, oleng dikit nyungsep. Maka, untuk menghindari kenyungsepan saat sinkronisasi dapodik perlu dilakukan di waktu senggang, yakni tengah malam hingga dini hari.