Akan tetapi, bila kamu ketik nama ini (Bara Mas Yudra) di pencarian google, maka akan menunjukkan diri saya di dunia maya. Sebab, saya mulai membangun personal branding dunia maya dan terus berupaya eksis dengan berbagi informasi kepada khalayak umum.
Kedua, buatlah jati diri baru di dunia maya.
Artinya, kamu harus menciptakan karakter baru tentang dirimu ke dalam dunia maya. Entah karakter yang sedang kamu cita-citakan. Sederhananya, kamu dituntut menunjukkan sebuah tabiat yang berbeda 180 derajat dari tabiat kehidupan nyata dirimu.
Terlepas dari media atau platform dunia maya yang kamu jadikan tempat membangun personal branding. Entah di instagram, facebook, twitter, youtube, bahkan lainnya.
Misalnya dengan senantiasa berbagi tips memasak, mengatasi masalah anak, bahkan reparasi mesin sepeda motor. Bebas. Tentukan jati dirimu sendiri di dunia maya. Artinya, kamu harus menciptakan karakter dengan bekal kemampuan yang telah dimiliki guna mendukung personal branding dirimu di dunia maya.
Anggap begini, dirimu adalah mantan pemabuk. Pernah mabuk dan direhabilitasi. Dirimu jelas dicap jelek di mata masyarakat, terutama tetangga. Padahal, kamu masih muda dan tentu memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil. Kemudian terbesit angan untuk memanfaatkan kisah kelam dirimu, menjadi sebuah konten edukatif agar generasi di bawah dirimu tidak terjerumus di lubang yang sama denganmu.
Mulai berbagi tips pergaulan tetap sehat, motivasi hidup lebih baik, cara meredam emosi secara bijak, atau hal lain yang jelas memiliki nilai kegunaan bagi orang lain.Â
Ketiga, tetap berada di dunia maya dengan branding-mu sebagai bentuk eksistensi diri.
Tidak masalah kamu memiliki dua personal branding dalam dua tempat yang berbeda. Sebab memiliki perbedaan audiens, beda cakupan wilayah, beragam pola pandang, dan tentunya kehidupan yang berbanding terbalik.
Bisa saja kamu memiliki citra buruk di dunia nyata, tapi di dunia maya kamu seorang bintang, seorang yang bertabiat baik.