Jika suatu ketika, ibu atau istri kita sakit, maka siapa yang bakal mengerjakan semua pekerjaan rumah?
Jangan katakan, bakal mencari asisten rumah tangga. Apalagi lebih muda daripada istri kita. Bisa bahaya, kita bisa kepincut tau?
Tak hanya itu, aspek keuangan pun dipertimbangkan. Honor ART per bulan, biaya makan keluarga bakal bertambah satu orang karena ada ART, dan biaya pengobatan istri. Padahal, kita tidak mendapatkan gaji tambahan meski pengeluaran kita mengalami penambahan.
Maka dari itu, tidak ada cara lain selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara sendiri oleh diri kita (laki-laki).
Ketika istri kita jatuh sakit, jelas kita gak mau membuatnya semakin lelah dan letih akibat pekerjaan rumah yang tak terselesaikan itu. Maka, kita lah yang wajib menggantikan pekerjaan tersebut sementara waktu.
Masak iya minta bantuan mertua? Apa kata mertua, kalau begitu? Dasar menantu goblok.
Bagi kita yang tidak terbiasa mengerjakan tugas rumah, jelas kita bakal kikuk. Sering tanya kepada sang istri. Bukannya membuat istri tenang untuk beristirahat, malah menambah pusing dan kekhawatiran istri akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misal, menanak nasi lupa tak mencolokkan colokan rice cooker ke stopkontak, gak bisa mencuci pakaian (pokok sikat terus), dan gak bisa membedakan mana ketumbar dan merica.
Ambyar.Â
Oleh karena itu, selagi istri sehat, coba kita bantu salah satu kewajibannya dalam mengurus rumah. Sekalian belajar bagaimana cara mencuci piring yang baik, bagaimana menyetrika pakaian yang benar, bagaimana menanak nasi agar tidak lembek, bagaimana menumis kangkung yang nyami, dan hal lainnya.
Bagi kamu (lelaki) yang masih jomlo, belajarlah mengurus rumah dari ibumu. Yang terpenting adalah mampu memasak. Kenapa?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!