Tak hanya itu, bagi kita yang punya layanan wifi, pastikan udah bayar tagihan bulanan. Kalau belum bayar, wifi tak bisa digunakan. Jadi percuma punya wifi.Â
Kebetulan saya tak pasang wifi. Jadi, gak perlu bingung ngurusi wifi dan paswordnya. Digunakan dan tidak digunakan, tetap bayar. Kan rugi kalau tidak digunakan. Apalagi lokasi rumah saya agak jauh dari tiang kabel wifi, jadi gak maksa punya wifi.
Kenapa harus tercukupi semua? Agar saat berkomunikasi secara daring tidak mengalami kendala putus-putus. Bicara panjang lebar, eh hanya bunyi tut-tut-tut. Gak ada respon. Malu juga kan ke saudara. Ngomong bentar udah hilang.
Kalau kouta internet kehabisan pas saat silaturahmi daring, panggilan video, sudah gak tampak apa-apa. Muncul tulisan koneksi internet terputus. Hanya muter-muter gak karuan.Â
Ketiga, perhatikan ketersediaan daya baterai smartphone atau gadget mencukupi.
Maklum lah, silaturahmi daring memang butuh waktu yang lebih lama. Sebab bagaimanapun pun, rasa kangen yang dikirim via daring kurang bisa mengobati rindu ketimbang silaturahmi secara langsung, tatap muka, luring.
Kalau tiba-tiba, drop dan harus mengakhiri percakapan, silaturahmi itu kayak tergantung, tidak tuntas. Masih ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Jadi, pastikan ketersediaan daya baterai perangkat keras yang kita gunakan (hp, laptop, gadget) selama silaturahmi virtual mencukupi agar tak membuat jalannya silaturahmi terputus.
Keempat, pastikan berada di area yang terjangkau jaringan atau sinyal.
Mau nelpon bagaimana, bila gak ada sinyal? Mau videocall dengan platform apapun, bila gak ada jaringan? Ada sinyal dan jaringan, tapi medot-medot, putus-putus. Putus nyambung gitu lo, kayak lagunya siapa ya?