Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Blok Utara dan Blok Selatan, Kedua Geng yang Tak Pernah Akur di Sekolah

29 April 2021   23:40 Diperbarui: 29 April 2021   23:53 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kelas (foto dari sman2pacitan.sch.id)

Suasana kelas (foto dari sma1brebes.sch.id)
Suasana kelas (foto dari sma1brebes.sch.id)
Perseteruan antara blok utara dan selatan memang tak ada habisnya. Tapi hanya sebatas pada pembelajaran di kelas atau kompetisi akademik saja. Terlepas sudah berakhir waktu pembelajaran suatu mata pelajaran, memasuki jam istirahat, kami berbaur kembali tanpa melihat blok utara atau selatan.

Tidak ada pertentangan dan perebutan apapun di luar jam pembelajaran. Semua kembali normal seakan tak terjadi apa-apa. Baik-baik saja.

Dengan demikian, geng sekolah semacam blok utara dan blok selatan adalah contoh kompetisi yang sehat dan beretika. 

Sehat dalam artian tidak bermain curang, tetap jujur dan menerima kekalahan, dan menerima dengan lapang dada dari setiap hasil perseteruan. Beretika dalam kaitannya tentang tetap hidup rukun dan bersama di bawah atap yang sama, tidak saling menjatuhkan dan menyerang secara personal, dan tentunya tidak ada kenakalan remaja yang kami buat.

Sejatinya, geng sekolah bukan dibentuk untuk menjatuhkan atau menindas orang lain di dalam sekolah bahkan di luar sekolah. Geng sekolah harus bermanfaat bagi semua orang, misal masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan seperti geng sekolah, blok utara dan blok selatan.

Rivalitas hanya terjadi di bangku kelas. Sedangkan di kehidupan nyata, tetap bersama dan bersatu dalam bingkai kebhinekaan.

Rivalitas geng sekolah (foto dari sumsel.idntimes.com)
Rivalitas geng sekolah (foto dari sumsel.idntimes.com)
Namun, yang terlintas dalam benak kita. Yang namanya geng sekolah adalah mereka yang suka memalak adik kelas, terutama siswa baru. Geng sekolah dicap geng asusila, merokok di pos-pos kamling, mengoplos miras dengan minuman bersoda di pojokan toilet sekolah saat bel pulang sekolah, hingga geng sekolah yang suka corat-coret dinding sekolah.

Hal ini tak lepas dari kesan pertama apa yang dilihat oleh seseorang terhadap suatu objek. Sederhananya, geng sekolah dapat berbuah manis dan berbuah pahit. 

Ya gitulah. Geng sekolah adalah fenomena yang selalu ada dalam dunia pendidikan. Sah-sah saja ada geng sekolah. Yang tidak diperkenankan adalah geng sekolah yang suka memalak siswa baru atau adik kelas, geng sekolah yang suka berantem atau tawuran, dan geng sekolah yang bertabiat buruk (di pojokan toilet sekolah melakukan pesta miras, merokok, bahkan berpacaran yang bikin nganu). 

Jadi, keberadaan geng sekolah menjadi pro kontra. Kadang meningkatkan semangat dan prestasi, layaknya blok utara dan blok selatan. Kadang pula menghancurkan dan mencoreng nama baik diri sendiri.

Bayu Samudra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun