Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Inilah Tips Makan Sehat dan Jaga Berat Badan Selama Ramadan

23 April 2021   18:10 Diperbarui: 23 April 2021   18:17 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan sehat, makanan sehat saat berbuka puasa (foto dari pixabay.com)

Permasalahan pasca Ramadan yang selalu menghampiri adalah bertambahnya berat badan. Apakah berbahaya? Lalu bagaimana menjaga berat badan agar tetap ideal?

Naiknya angka berat badan pasca Ramadan ditengarai oleh pola makan kita yang keliru. Bukan soal empat sehat lima sempurna. Tapi masalah makanan dan minuman yang kita konsumsi jauh lebih besar porsinya daripada bulan sebelumnya. Kok bisa? Kita kan puasa?

Tepat. Kita memang berpuasa, itu kan hanya 12 jam saja. Sisanya kita bebas mengonsumsi apa pun. Inilah yang salah. Mengonsumsi apapun pasca berbuka puasa hingga masuk waktu imsak.

Pada bulan sebelumnya, kita tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman di malam hari, karena memang tidak berpuasa. Nah, saat masuk bulan Ramadan, kita mengonsumsi banyak makanan di malam hari. Padahal kita hanya mau tidur. Tidak melakukan aktivitas bertenaga besar. Jadi, kita tidur dalam keadaan kelebihan beban, beban pencernaan yang berat dan metabolisme tubuh yang santai.

Artinya, kita seakan-akan mengembalikan apa yang seharusnya dimakan pada waktu pagi, siang, dan sore hari dijadikan satu pada malam hari. Memang berpuasa membuat kerja organ pencernaan lebih baik dan metabolisme tubuh juga optimal. Hal ini dikarenakan, lambung memproses makanan kala sahur dalam waktu 12 jam tersebut. Jadi, proses pencernaan berlangsung secara maksimal, optimal.

Sedangkan, ketika kita mengonsumsi berbagai makanan dan minuman di malam hari, sistem pencernaan memiliki waktu jauh lebih sedikit dan porsi makanan yang dikonsumsi terlalu banyak mengandung karbohidrat. Padahal berdasarkan penelitian kesehatan, kita dihimbau untuk tidak/mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman berat-berat, bukan makan batu atau gir ya, tapi makanan yang mengandung banyak karbohidrat. 

Sumber karbohidrat bagi tubuh (foto dari pixabay.com)
Sumber karbohidrat bagi tubuh (foto dari pixabay.com)
Mengapa demikian? Energi yang dihasilkan dari oleh sistem pencernaan dari penyerapan sari-sari makanan, tidak difungsikan dengan optimal. Hal ini jelas, karena tubuh kita tidak beraktivitas, sehingga energi itu ditumpuk oleh tubuh dalam bentuk glikogen.

Karena penumpukan inilah yang menyebabkan berat badan bertambah. Itulah alasan, mengapa kita dapat bertahan seharian, selama 12 jam waktu siang bekerja atau beraktivitas di luar rumah, karena energi tubuh kita disuplai oleh glikogen. Sedangkan, energi saat sahur sedang dilakukan penyerapan sari-sari makanan.

Jika makanan dan minuman yang kita konsumsi sangat banyak di malam hari, maka kita sedang menumpuk energi, lalu energi itu dikeluarkan sehingga kita bertenaga menjalankan segala aktivitas harian. Bukannya impas? Tidak. Masih ada sisa. Ya, energi saat sahur belum digunakan. 

Dengan demikian, jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman di malam hari. Makanlah secukupnya layaknya saat tidak berpuasa. Apalagi kita lebih banyak mengonsumsi yang manis-manis. Sebab apapun yang kita konsumsi, bakal diubah oleh tubuh dalam bentuk gula. Kebanyakan gula dalam tubuh dapat menyebabkan diabetes.

Jadi, atur porsi makan setelah berbuka puasa.

Masalah kedua adalah terlalu sering mengonsumsi gorengan. Makanan yang digoreng. Tau sendiri kan kalau Ramadan selalu banyak jajanan yang digoreng?

gorengan, kurangi mengonsumsi gorengan selama Ramadan (foto dari hipwee.com)
gorengan, kurangi mengonsumsi gorengan selama Ramadan (foto dari hipwee.com)
Gorengan menyumbang banyak lemak, entah lemak jenuh maupun lemak lainnya. Hal ini menambah panjang proses metabolisme tubuh. Lemak dalam tubuh saja sebelum Ramadan udah banyak dan kadang gak sempat diurai oleh tubuh, malah selalu ditumpuk dengan lemak baru selama Ramadan. Jelas bakal menambah tinggi angka berat badan. Bisa-bisa obesitas. Kegemukan.

Jadi, kurangi mengonsumsi makanan berlemak atau gorengan.

Masalah berikutnya adalah kebiasaan tidur setelah sahur atau tidur kembali. Hal ini dapat menyebabkan energi yang telah ditimbun semalam tidak digunakan secara maksimal. Apalagi keadaan tubuh sedang dalam posisi kenyang pasca sahur. Tubuh dipaksa tidur dan metabolisme pun melambat. Dengan tubuh tidak beraktivitas di pagi hari, artinya belum ada energi yang dikeluarkan.

Tidur setelah sahur tidak dianjurkan, waktu sahur yang baik mendekati akhir imsak (foto dari pixabay.com)
Tidur setelah sahur tidak dianjurkan, waktu sahur yang baik mendekati akhir imsak (foto dari pixabay.com)

Kenapa setelah sahur kita memutuskan tidur kembali? Waktu sahur kita terlalu malam. Terlalu jauh dari menit-menit akhir imsak. Waktu ideal, seperti yang saya lakukan, saya bersama keluarga sahur pada waktu satu jam sebelum imsak atau 45 menit sebelum imsak. Waktu yang lebih dari cukup untuk menyantap menu makan sahur, hehe. Hal itu pula secara tidak langsung, meneladani sunnah Rasullullah, sahur diakhiri waktu.

Jika kita memiliki perilaku demikian, alangkah baiknya kita hentikan dan beralih pada aktivitas memperbanyak amalan ibadah Ramadan, seperti membaca Alquran, blogwalking di Kompasiana, dan berolahraga ringan.

Jadi, tidak diperbolehkan tidur setelah sahur.

Nah, itulah beberapa tips makan sehat yang dapat menjaga berat badan tetap ideal selama Ramadan dan tidak kaget ketika menimbang berat badan. Semoga bermanfaat.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun