Cacat mental disebabkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal. Faktor dari dalam, selama kehamilan. Faktor dari luar, pengaruh lingkungan.
Sebab dari dalam diakibatkan oleh asupan nutrisi yang kurang mencukupi perkembangan janin dan latar belakang kesehatan ibu. Dua alasan ini menjadi pemicu terjadinya kecacatan mental pada anak, baik laki-laki maupun perempuan. Ketika dalam kandungan, asupan nutrisi kurang maka jangan salahkan anak yang dilahirkan bila mengalami gangguan mental. Tapi salahkan diri sendiri, selaku ibu yang mengandung dan bapaknya yang mencukupi kebutuhan keduanya, istri dan anaknya.
Sebab dari luar dipengaruhi oleh lingkungan. Anak terlahir normal, sehat. Namun, ketika mulai beradaptasi dengan lingkungan, anak kehilangan daya dukung, sehingga menjadikan beban pikiran yang berakibat pada jiwa atau psikis anak itu sendiri. Misal, lingkungan yang sering melakukan perundungan pada anak, baik di sekolah atau rumah, bakal mengakibatkan gangguan kesehatan mental.
Oleh karena itu, orangtua bertanggungjawab penuh atas terjaganya kesehatan mental seorang anak dalam keluarga. Jangan biarkan anak tumbuh dalam ketidaksehatan mental. Selain itu, orangtua harus peka terhadap perkembangan anak lebih-lebih berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Kesehatan reproduksi.
Tak henti-hentinya orangtua menjadi garda utama penjaga kesehatan anak, baik kesehatan laki-laki maupun perempuan. Seorang anak harus memiliki kesehatan reproduksi (fisik) agar menghasilkan keturunan berkualitas yang dapat melanjutkan kehidupan manusia.
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan dari segi sistem reproduksi manusia. Perempuan dan laki-laki harus sehat dalam hal ini. Bila salah satunya tidak sehat, maka jangan salahkan perempuan. Tapi cobalah periksa, kesehatan reproduksi siapa yang mengalami gangguan agar dapat mencari solusi terbaik atas permasalahan itu.
Mentang-mentang laki-laki yang membawa bibit janin (sperma) ke dalam tuba fallopi (bagian sistem reproduksi perempuan), dengan seenak jidat menyalahkan perempuan atas ketidakberhasilan melakukan penetrasi, kehamilan. Padahal untuk menciptakan keberhasilan penetrasi diperlukan kesehatan reproduksi dari keduanya, bukan salah satu saja, melainkan dua sistem reproduksi dalam kondisi sehat.
Selain masalah terjadinya kehamilan, ada hal lagi yang tak kalah penting, yakni menjaga kesehatan sistem reproduksi.