Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Anak Bawang Lebih Tua Ketimbang Seniornya, Pantaskah Berlaku Tidak Baik

19 April 2021   04:29 Diperbarui: 19 April 2021   04:40 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kondisi inilah, dibutuhkan kegigihan, keuletan, dan kesabaran seorang senior untuk menghadapi prosesi adaptasi karyawan baru. Gigih untuk selalu mengarahkan pada pekerjaan junior tetap sesuai dengan job description. Ulet dalam mengajari berbagai hal yang mungkin tidak diketahui oleh karyawan baru tersebut. Sabar pada situasi yang memancing emosi karena kesalahan yang dilakukan oleh karyawan baru, misal salah hitung dalam laporan keuangan atau salah penggunaan format korespondensi.

Wajarlah hal tersebut dilakukan, mengingat memang terjadi perbedaan mencolok. Beda tahun kelahiran beda pula dengan cara beradaptasi dengan kecanggihan teknologi. Walaupun ada beberapa karyawan baru yang berusia lebih dewasa tapi tak kalah jago dengan senior yang lebih muda. Berbanding sebelas dua belas. 

Ya itu tadi, apabila anak bawang yang direkrut suatu instansi memiliki kemampuan yang cukup jauh berbeda, bakal membuat senior berupaya dengan keras mengusahakan dirinya untuk memahami seluk-beluk pekerjaannya. Seperti yang saya rasakan, junior lebih tua dan kemampuan bekerja kurang dapat mengimbangi kecakapan saya. Akhirnya saya harus gigih, ulet, dan sabar menghadapinya. Alih-alih ingin menggojloki malah harus intens mengawasi perkembangannya.

Jadi, bila memiliki karyawan fresh graduate berusia lebih dewasa daripada kita selaku seniornya, maka tidaklah pantas berlaku tidak baik. Dia ibarat ibu atau bapak kita di rumah. Sudah selayaknya kita memperlakukan anak bawang tersebut dengan penuh kelembutan, kekaleman, dan rasa hormat. Sebab gak etis, bila kita berlaku layaknya anak bawang seumuran atau lebih muda dari kita. Secara dia lebih tua ketimbang kita. Harus tetap ada unggah-ungguh, tata krama.

Saya akui, bekerja dengan anak bawang model begitu kudu ekstra sedia setiap saat. Kadang dia bertanya pada kondisi yang kurang tepat, kita sedang sibuk, tentang hal sepele, hingga pertanyaan yang gak berbobot. Pak, udah punya pasangan? Kalau belum saya bakal mengajukan putri saya untuk menjadi pasangan Bapak? Jadi dapat dibayangkan, betapa riwehnya satu tim dengan karyawan baru yang terpaut usia sangat jauh. 

Dengan demikian, bekerja bersama junior yang lebih tua wajib berlaku baik dan kurang pantas bilamana kita bertingkah seolah-olah mengospek mereka. Begitupun perilaku yang sama diterapkan pada karyawan baru seumuran atau lebih muda. Tidak perlu lagi ada penggojlokan. Sebab, kita bekerja satu tim satu organisasi, atas nama instansi. Jelek satu jelek semua. Bagus satu bagus semua. Harus ada upaya saling memperbaiki permasalahan.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun