Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menjadi Laki-Laki Versi Terbaik, Sulit atau Mudah?

30 Maret 2021   06:15 Diperbarui: 31 Maret 2021   10:18 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan (foto dari alodokter.com)

Laki-laki harus selalu terbaik di mata pasangan, perempuannya. Terbaik dalam arti pikiran, hati, dan perilaku.

Sengaja saya buat alenia pembuka seperti itu. Karena tak jarang, para lelaki, termasuk penulis, bertindak sesuka hati, seenak jidat, tanpa memikirkan perasaan pasangan. Tidak perlu diakui, apalagi tidak pernah berbuat demikian, tidak usah jadi pahlawan dadakan.

Setiap wanita pasti menginginkan seorang pria yang mapan. Bukan sekadar tampang elok rupawan, maskulinitas. Melainkan, sosok lelaki yang sehat akal pikirnya, bersih suci hatinya, dan bagus budi perilakunya. Gak gampang mencari lelaki semacam itu. Penulis pun belum memenuhi kriteria tersebut. 

Lelaki yang sehat akal pikirnya, bersih suci hatinya, dan bagus budi perilakunya sangat jarang ditemui. Ada pun sulit sekali didekati. Namun, kita semua harus belajar menjadi lelaki seperti itu. 

Pasangan wanita seperti apa yang kamu inginkan?

Bila kamu membayangkan pendamping hidupmu adalah wanita yang cantik. Itu manusiawi. Namun, bila kamu menginginkan wanita yang cantik biar gak malu-maluin bila diajak jalan atau menghadiri acara bos. Itu egosiawi. Emang, kamu yang menciptakan dia? 

Ingat wanita juga manusia, sama seperti pria juga manusia. Punya hati, punya rasa. Kayak lagunya siapa ya?

Intinya mencari pasangan hidup itu gak harus soal cantik, seksi, mulus, bahkan bahenol. Sebab, kriteria tersebut gak ada yang baku. Gak ada indikatornya. Relatif. Tiap pria punya indikator yang berbeda. Adi bilang bahwa Mirna cantik, eh kata Ari, Mirna tuh gak cantik. 

Selama kita sebagai laki-laki dapat merawat pasangan kita, maka dia akan tetap terlihat cantik oleh kita. Artinya, cantik itu butuh perawatan. Secantik apapun pasanganmu bila tak ada upaya peremajaan bakal jauh dari kata anggun berseri-seri.

Lelaki yang sehat akal pikirnya.

Yang namanya laki-laki, kalau sudah bicara perihal wanita, pasti mempersoalkan kecantikan wanita. Macam-macam. Mulai dari raut wajah, bagian dada, pinggul, dan lainnya. Sederhananya, wanita bakal menjadi objek pengamatan, dimulai dari ujung rambut kepala hingga ujung kuku telapak kaki. Dibongkar habis. 

Pembicaraan yang mengarah ke sana akan selalu berbau mesum, pornografi. Otak mesum itu manusiawi. Datangnya tiba-tiba dan kadang disengaja, direncanakan. 

Akan tetapi, bila kita hanya memikirkan hal tak senonoh itu saja sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan, sepanjang tahun. Mungkin kita masuk ke dunia halusiawi. Kita pun gagal menjadi laki-laki versi terbaik. 

Memang seks dan wanita ibarat flu batuk dalam diri setiap laki-laki. Saling mengisi, saling melengkapi, dan saling beriringan. Sebab keduanya adalah kebutuhan. Kebutuhan biologis sekaligus kebutuhan kasih sayang. Wajar, bila lelaki menginginkan pasangan yang sempurna. Walau kita tahu, tak ada yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan semesta alam.

Jadi, laki-laki dilarang menempatkan perempuan sebagai objek seksual, dipertontonkan, dan dipamerkan.

Kenapa? Ada teman saya ngomong begini. Eh, kalau cari pacar, cari yang cantik, mulus, dan sedap dipandang mata biar gak malu buat dipamerin.

Kalau kita punya pola pikir demikian, kita tak jauh beda dengan muncikari ataupun lelaki hidung belang. Akal pikiran kita jelas tidak sehat dan tidak waras.

Pasangan kita itu jangan dipamerin. Entar ditikung sesama kawan, baru tau rasa. Ujungnya pertumpahan darah. Nyawa melayang, wanitanya bareng lelaki lain. 

Lelaki yang bersih suci hatinya.

Laki-laki identik dengan pakar rayuan, pakar sentuhan. Pasangan mana yang gak meleleh hatinya bila tiap hari dibom gombalan (bukan gombalan dalam arti pakaian). Eh, tau-tau ilang. Kena ghosting deh. Kena love bombing. Istilah anyar dari Mbak Desy.

Jika kita hanya tebar rayuan, janji manis, perhatian palsu, dan harapan imitasi, kita bukanlah lelaki dalam versi terbaik. Memang perlu adanya suatu rayuan, janji, perhatian, dan harapan dalam membangun hubungan asmara dengan pasangan. Penting malah, supaya awet dan langgeng.

Tapi kalau peruntukannya hanya untuk main-main, kemesraan palsu. Ini salah. Wanita itu butuh ketulusan dan keikhlasan. Bila kita mampu memberikan itu, wanita mana yang tega melepaskan kita. Boro-boro dilepas, melirik lelaki lain saja tak berani. Sudah punya yang mapan, kok pengen nambah. Tidak boleh.

Lelaki yang bagus budi perilakunya.

Mencintai seorang wanita, sama halnya dengan menjaga mahkota berlian. Upaya melindungi dari semua sisi wajib dilakukan. Tapi bukan berarti kita menjadi over protective, mengekang kebebasan pasangan. Bukan.

Sebuah studi psikologi sosial menyatakan bahwa, wanita itu menyukai sentuhan dan pria itu suka menyentuh. Klopkan akhirnya. Memang udah dasarnya begitu. Laki-laki memang suka menyentuh dan perempuan suka akan sentuhan.

Perempuan mana yang gak kegirangan, bila mendapat elusan manja di telapak tangannya dari laki-laki sang pujaan hati. Sentuhan perlu dilakukan. Ini usaha menguatkan hubungan percintaan. Pembuktian cinta.

Akan tetapi, fenomena dalam masyarakat. Sentuhan ini terlalu bablas, kelewat batas kewajaran. Laki-laki malah menuntut pasangannya untuk melakukan hal-hal layaknya suami istri. Tidur bersama. Telanjang pula. Ruwetkan? 

Yang namanya cinta dan sayang, lelaki mana pun pasti menjaganya, menjaga kesuciannya hingga pasca akad. Setelah akad pun juga wajib dijaga. Menjaga perasaan agar tetap suci. 

Jika kita memiliki perilaku tidak baik, seperti meniduri pasangan. Ingat coy, wanita bukan kasur. Apalagi menyentuh area-area yang tak sepantasnya disentuh sebelum ada kata sah agama dan hukum. Ingat juga, wanita bukan spon, yang kamu remas-remas dengan gemas.

Maka dari itu, jadilah lelaki yang sehat akal pikirnya, bersih suci hatinya, dan bagus budi perilakunya. Itu semua berat. Jika tak ada keberatan, hidup ini hanya lelucon. Arena percintaan semata.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun