Tapi kalau peruntukannya hanya untuk main-main, kemesraan palsu. Ini salah. Wanita itu butuh ketulusan dan keikhlasan. Bila kita mampu memberikan itu, wanita mana yang tega melepaskan kita. Boro-boro dilepas, melirik lelaki lain saja tak berani. Sudah punya yang mapan, kok pengen nambah. Tidak boleh.
Lelaki yang bagus budi perilakunya.
Mencintai seorang wanita, sama halnya dengan menjaga mahkota berlian. Upaya melindungi dari semua sisi wajib dilakukan. Tapi bukan berarti kita menjadi over protective, mengekang kebebasan pasangan. Bukan.
Sebuah studi psikologi sosial menyatakan bahwa, wanita itu menyukai sentuhan dan pria itu suka menyentuh. Klopkan akhirnya. Memang udah dasarnya begitu. Laki-laki memang suka menyentuh dan perempuan suka akan sentuhan.
Perempuan mana yang gak kegirangan, bila mendapat elusan manja di telapak tangannya dari laki-laki sang pujaan hati. Sentuhan perlu dilakukan. Ini usaha menguatkan hubungan percintaan. Pembuktian cinta.
Akan tetapi, fenomena dalam masyarakat. Sentuhan ini terlalu bablas, kelewat batas kewajaran. Laki-laki malah menuntut pasangannya untuk melakukan hal-hal layaknya suami istri. Tidur bersama. Telanjang pula. Ruwetkan?Â
Yang namanya cinta dan sayang, lelaki mana pun pasti menjaganya, menjaga kesuciannya hingga pasca akad. Setelah akad pun juga wajib dijaga. Menjaga perasaan agar tetap suci.Â
Jika kita memiliki perilaku tidak baik, seperti meniduri pasangan. Ingat coy, wanita bukan kasur. Apalagi menyentuh area-area yang tak sepantasnya disentuh sebelum ada kata sah agama dan hukum. Ingat juga, wanita bukan spon, yang kamu remas-remas dengan gemas.
Maka dari itu, jadilah lelaki yang sehat akal pikirnya, bersih suci hatinya, dan bagus budi perilakunya. Itu semua berat. Jika tak ada keberatan, hidup ini hanya lelucon. Arena percintaan semata.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H