Pemuda calon menantuku. Aku yakin, kamu memiliki ketulusan hati. Tulus menjaga dan melindungi putriku. Tulus mencintai dan mengasihi.Â
Pemuda calon menantuku. Aku yakin, kamu memiliki keihklasan pikiran. Ikhlas merawat dan menjadi pendekar atas putriku. Ikhlas menyayangi dan menafkahi.
Pemuda calon menantuku. Aku yakin, kamu memiliki komitmen kuat. Berkomitmen setia dan jujur pada putriku. Berkomitmen menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan bersama putriku.
Pemuda calon menantuku. Jangan sekali-kali menduakan putriku. Jangan setengah-setengah mencintai putriku. Jangan mencoba-coba menyakiti pikiran dan hati putriku. Ingat, putriku adalah mahkotamu. Wajib dijaga dan dilindungi.
Pemuda calon menantuku. Terimalah segala kekurangan dan kelebihan putriku apa adanya. Lapangkan dadamu, calon menantuku. Tundukkan pandanganmu terhadap wanita lain. Lembutkan perilakumu terhadap putriku. Tuntunlah kehidupan putriku dengan cahaya kebijaksanaan milikmu.
Pemuda calon menantuku. Ini keputusan berat bagiku, calon mertuamu. Melepaskan seorang putri raja kepada seorang pemuda kesatria. Butuh perhitungan tepat, pertimbangan matang. Tidak asal-asalan, tidak setengah masak.
Pemuda calon menantuku. Ketika kamu telah sampai pada paragraf pemungkas. Jangan tangisi keputusanku. Tak perlu kau santet diriku untuk memuluskan langkahmu.Â
Jika calon mertuamu restu, Tuhan semesta alam pun ikut merestui. Bila tak bisa mendapatkan putriku. Janganlah kecewa menggantung diri. Percuma, sia-sia saja. Kamu gagal meminang putriku, kamu kehilangan nyawamu.
Pemuda calon menantuku. Hanya satu harapku, pinanglah putriku segera dan sebaik-baiknya kamu meminang mahkota. Aku izinkan kamu meminang putriku.Â
Dari calon mertuamu,
Bayu dan Ayu
Kepada calon menantuku,
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H