Jalan terbaik adalah melupakan. Kenangan indah bersamanya, lupakan. Keteduhan hatinya, lupakan. Kecintaan padanya, lupakan. Karena melupakan lebih mudah daripada mengingat. Buktinya, kita sering lupa akan rumus matematika, fisika atau kimia. Jadi, lupakan saja. Kita sudah terbiasa melupakan. Ini hanya sebuah permainan hati, gak serius, lupakan.
Sibukkan diri kita dengan aktivitas yang lebih produktif. Tiga hari pertama kehilangan pujaan hati. Dalam artian bakal tersakiti. Sudah, lakukan aktivitas produktif saja. Entah membuat makanan kesukaan, tapi bukan makanan kesukaan si dia, nanti gagal melupakan. Sebagai contoh, menulis di Kompasiana, mengumpulkan perangko, menanam bunga di halaman rumah daripada kering kerontang, maupun mengoleksi uang logam kuno.
Kedua, melepaskan pasangan kita.
Dengan berat hati, lepaskan saja pasangan kita yang sudah pergi entah kemana. Kita cari pun gak ketemu. Percuma mencari sesuatu yang telah hilang apalagi yang sudah lama pergi. Lepaskan saja. Jangan lagi ikatkan cinta kita pada dirinya. Iya, kalau ketemu nantinya. Ketemu pun bila masih lajang, jika sudah beranak-pinak, mau dibawa kemana hati kita.
Melepaskan adalah jalan kedua bagi kita yang gagal menjalin hubungan percintaan. Buat apa memberatkan hati pada seseorang yang telah meninggalkan. Bukan meninggal. Hanya meninggalkan. Artinya, dia gak serius. Dia gak tulus dan dia gak berstatus. Cukup lepaskan tanpa memberatkan.
Hati dan pikiran butuh ketenangan. Jika setiap hari dijejeli keberatan, bisa-bisa pusing kepala dan jatuh sakit. Iya kalau sakitnya hanya darah rendah, makan sayur bayam udah naik lagi darahnya. Bagaimana bila sakit kepala akut? Syaraf banyak yang pedot karena keras berpikir.
Ketiga, mengikhlaskan pasangan kita.
Langkah terakhir ialah mengikhlaskan. Kadang kita sudah mampu melupakan, sanggup melepaskan, eh, malah enggan mengikhlaskan. Kepergian pasangan kita secara tiba-tiba, tanpa ada pengajuan pengunduran hati. Menimbulkan berbagai macam tanya raksasa. Apakah dia sudah bosan dengan tingkah kita? Sehingga, dia harus bertanya pada rumput yang bergoyang. Apakah dia ada urusan dadakan yang benar-benar darurat untuk segera meninggalkan? Apakah dia sudah diikatkan oleh ikrar janji yang lebih suci daripada kita?
Kalau karena alasan pertama, jelas dia gak bakal pernah kembali. Sampai ke ujung dunia pun, gak akan berhasil menemukan rumput yang bergoyang dan menjawab pertanyaannya. Jika karena alasan ketiga, dia sangat jelas meninggalkan kita sendirian, membiarkan kita terombang-ambing oleh kegelisahan. Sebab ia sedang memadu kasih dengan pilihan orangtua. Bila dia pergi karena alasan kedua, masih ada harapan kembali. Namun, sangat tipis. Ia kalau dia kembali dalam keadaan setia, kalau tidak? Percumalah kita menanti. Penantian tak berarti.
Sudah. Mengikhlaskan pasangan kita jauh lebih baik daripada memikirkannya sepanjang hidup. Sebab belum tentu ia berpikiran serupa dengan kita.
Melupakan, melepaskan, dan mengikhlaskan adalah obat terbaik menyembuhkan luka hati dan pikiran. Tersakiti karena cinta yang kita perjuangkan hilang dengan misterius. Tanpa ada petunjuk mengenai titik koordinat terakhir.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!