Beberapa waktu lalu, tanah Pertiwi digemparkan dengan tayangnya sebuah video mengenai keramaian salah satu kampung di Indonesia yang berbondong-bondong beli mobil baru. Usut punya usut, uang yang digunakan untuk beli mobil mewah tersebut adalah biaya ganti rugi (baca: ganti untung) atas lahan sawah milik warga dari Pertamina.
Untuk sampai pada proses tersebut, sangatlah lama dan memakan tenaga. Mungkin para petani sudah panen padi delapan kali. Pasalnya, gak mudah bernegosiasi dengan masyarakat apalagi perihal tanah. Walaupun kita sendiri bakal masuk tanah, tapi perkara tanah, nyawa taruhannya.Â
Sebenarnya, susah senang. Tanah yang kita miliki dibeli pemerintah. Dapatlah uang. Susahnya, pengelolaan uang tersebut. Harus beli tanah lagi. Atau kalau ingin pensiun dari pertanian, taruhlah uang tersebut dalam bentuk investasi atau deposito. Sebagian dibelikan untuk menyenangkan hati dan pikiran. Boleh beli mobil baru. Beli gadget anyar. Tapi, jangan beli buku nikah baru (baca: cari istri baru). Bisa kacau.
Jadi, bila ada tanah milikmu dilirik pemerintah. Negolah harganya. Sepakati biaya ganti rugi. Taati aturan perundangan-undangan. Intinya, sama-sama untung. Bukan buntung.Â
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H