Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kena Karma Hamil Pranikah, Menyesal atau Bersyukur? Inilah Cara Asyik Berpacaran

5 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 5 Maret 2021   21:25 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (foto dari pixabay)

Dua macam pertanyaan tersebut sering dipertanyakan, apabila sang anak tersandung sebuah kasus, baik pranikah, maling, dan lainnya.

Oleh karena itu, orangtua harus tetap memberikan pengawasan 24 jam selama 365 hari kepada anak. Entah anaknya masih seumur jagung hingga anaknya telah tumbuh dewasa dan berkeluarga. Orang ua, tetap dan masih diperlukan. 

Ada dua tindakan orangtua dalam proses pengawasan terhadap tingkah laku anak, terutama saat menginjak masa percintaan.

Pertama, orangtua memberi batasan terhadap pergaulan anak.

Anak harus dibatasi pergaulannya. Aspek lingkungan sekitar anak akan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada aspek keluarga. Hal ini dikarenakan aktivitas di luar keluarga atau di luar rumah jauh lebih banyak dilakukan oleh anak, ketimbang aktivitas di dalam rumah.

Oleh karena itu, peran pengawasan orangtua akan lebih sedikit, apabila anak berada di luar rumah. Bukan berarti orangtua harus berperilaku overprotektif.

Namun memberikan batasan yang membuat anak itu nyaman. Artinya orangtua memberikan lingkup pergaulan yang sesuai dengan tata aturan atau norma yang berlaku. 

Seperti contoh, membatasi aktivitas anak di luar rumah bilamana tidak berhubungan dengan kegiatan sekolah. Melarang anak laki-laki datang ke rumah, cukup yang sejenis saja.

Namun dalam skala kecil, dua sampai tiga orang saja. Layaknya kerja kelompok. Kemudian, melarang anak pulang di atas jam sembilan malam. Misalnya, ada acara pesta ulang tahun yang dilakukan malam hari, maka aturan ini bakal berlaku, begitupun, kesehariannya. 

Kedua, orangtua mengedukasi hubungan asmara anak.

Anak harus mendapat edukasi dunia percintaan yang tuntas. Bukan hanya sebuah larangan. Tidak boleh membawa laki-laki ke rumah. Bukan seperti itu. Melainkan, memberikan sebab-akibat yang bakal terjadi bila hal itu dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun