Sebab, sudah timbul perasaan saling memiliki organisasi sebagaimana organisasi sendiri, sehingga motivasi atau dorongan dari individu tersebut akan sangat besar terhadap kemajuan organisasi. Pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang otomatis, produktivitas atau kinerja organisasi akan meningkat jauh lebih signifikan dari pada masa sebelumnya.Â
Inilah manfaat yang luar biasa apabila menggunakan kedua cara pandang seorang pemimpin dalam kemajuan organisasinya. Namun perlu digarisbawahi, seorang pemimpin adalah pemimpin yang tentu tidak boleh keluar atau berat sebelah terhadap orientasi produktivitas dan orientasi terhadap manusia. Artinya harus benar-benar seimbang supaya menciptakan suatu keistimewaan terhadap organisasi dan kualitas kepemimimpinan.
Bu Tedjo, piye iki gajiku. Ojok dipandelengi tok. Mosok ra singkron.Â
Sek-sek, Cak Marto. Neng surat gajimu kae, ono nota bon. Kowe ngutang neng kas perusahaan. Lah, terus. Langsung dipotong saka gajimu. Utangmu sak ikan kuwi, sak juta pitu seket. Dadi klop kan? Karo sisa gajimu seng mbok tampi.
Elah dalah. Iyo. Leres, jenengan Bu Tedjo. Aku tau ngutang yo. Tuku opo aku sabene kuwi?
Mbok tukokno cincin ngunu. Koen kekno nang simpenanmu.
Aduh, ojo banget-banget, Bu Tedjo. Engo krungu rencang-rencang kepriye dadine.
Yo urusanmu, urusanku wes mari. Rampung. Lek gajimu kepotong utangmu. Wes. Beres yo.
Melalui kisah Cak Marto, ternyata Bu Tedjo sangat teliti dan mengindahkan prosedur tata kelola keuangan perusahaan. Jadi, hanya salah paham saja. Namun, kita dapat nasihat.
Apapun jabatan kita di perusahaan, upayakan bekerja setulus hati dengan penuh kejujuran, ketelitian, dan tanggung jawab. Karena kita ini pemimpin di jabatan yang kita duduki saat ini.
Dados pemimpin iku abot sanggane. Seng temenan lek mimpin, mben disenengi wong liyan. Ojok dadi pemimpin sing seneng dikritik masyarakat, mergo kebijakanmu ora dukung kesejahteraan masyarakat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!