Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gak Ada Hobi yang Gagal, Hobi Menghasilkan Rupiah yang Ada

8 Februari 2021   13:40 Diperbarui: 8 Februari 2021   13:51 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pucuk merah, puring, bunot (dokpri)

Semua dimulai dari nol koma nol satu. Hobi. Membeli tanaman yang menurut batin saya bakal laku manis di esok hari. Sebab, menuruti kata hati itu perlu. Gak usah ikut-ikutan. Eh, terbukti. Aglonema naik, keladi naik, bulu ayam naik, pucuk merah naik, dan beberapa lainnya juga naik. Untung akhirnya.

Saat pandemi, saya beranggapan akan turun. Sebab tanaman hias daun mulai kalah saing dengan tanaman hias bunga. Ternyata tidak. Kehadiran janda bolong, bukan janda muda. Membawa berkah bagi naiknya tanaman hias daun lainnya. Aglonema juga ikut naik trend. Luar biasa. Kesabaran dan konsistensi saya diuji selama pandemi.

Keladi dari beragam jenis (dokpri)
Keladi dari beragam jenis (dokpri)
Kebutuhan uang naik selama pandemi. Biasanya tidak perlu beli APD, malah harus beli. Hobi penting, tapi kesehatan juga lebih penting. Jika kita terpapar, maka jelas hobi kita terhenti. Objek hobi tak terurus. Mati secara perlahan. Menderita sepanjang hari.

Selain itu, konsisten dan kesabaran. Masih ada hal penting lainnya. Komitmen. Inikan hanya tanaman, apalagi sekadar hobi, kok masih butuh komitmen? Bukan hanya hubungan kita saja yang perlu komitmen, hobi pun butuh.

Komitmen dalam hobi harus dimiliki oleh kita. Entah hobi memelihara kucing maupun tanaman hias daun. Semuanya perlu tanggung jawab. Apa yang kita perbuat, harus dipertanggungjawabkan. Begitupun hobi.

Memelihara kucing harus bertanggung jawab atas kejadian yang disebabkan oleh tingkah kucing. Seperti, kucing suka bab (baca: beabe) di pojok halaman rumah harus kita bersihkan. Jika tidak bakal menjadi sarang penyakit. Tanaman hias pun sami. Harus kita rawat tiap hari. Hama ulat, terus perkara penyiraman tanaman. Jangan terlalu sering menyiram. Perhatikan media tanamnya. Ada aturannya. Jangan sembrono. 

Keladi (dokpri)
Keladi (dokpri)
Nah, menjalankan hobi agar tetap survive harus berpedoman pada ketiga unsur tersebut. Konsisten, kesabaran, dan komitmen. Saya yakin, bila kita mau berpegang teguh pada hal tersebut, hobi kita bakal jauh lebih lama bertahan dan bakal menghasilkan satu dua lembar rupiah.

Jangan berharap hobi yang kita tekuni pasti menghasilkan uang. Ada banyak benefit bagi kita selain uang. Kesehatan. Misal kita hobi berenang, bersepeda, atau hobi yang membuat memacu adrenalin, tentu kita dapat manfaat secara jasmani. Tubuh semakin bugar, sehat, dan awet muda. Tapi jangan digunakan untuk menggaet anak muda. Ingat umur.

Lain pula bila manfaat kesehatan pada hobi menanam tanaman hias, kita bakal dapat ketenangan dan kedamaian. Pikiran kita yang jenuh, bisa hilang dengan melihat keindahan tanaman, menghirup aroma melati, lentiknya daun puring, eloknya batik warna pada daun keladi, dan sebagainya. Menghilangkan stress.

Jadi, kita dapat dua bonus. Hobi membawa berkah pundi-pundi rupiah. Sekaligus memberikan efek kesehatan bagi tubuh kita. Komplit dan utuh.

Jangan berpikir bahwa hobi bakal memberatkan kehidupan kita. Menjadi beban. Jika masih ada pola pemikiran seperti itu, berarti kamu belum mampu menanamkan ketiga unsur di awal tadi. Semua macam kegemaran, berawal dari ketiga unsur tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun